Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa Vietnam memandang Indonesia sebagai salah satu negara yang mempunyai pasar domestik yang kuat.
Hal itu menjadi alasan di balik kunjungan kerja Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Komunis Vietnam To Lam ke Indonesia pada Minggu (9/3). Menurut Airlangga, To Lam tertarik dengan potensi pasar domestik Indonesia yang besar.
"Dia tetap ingin ke Indonesia. Saya tanya kenapa? Dia mengatakan Indonesia punya domestik, pasar domestik. Dan memang kalau kita lihat pasar domestik kita besar," kata Airlangga dalam acara Bina Diskon Lebaran 2025, di Jakarta, Jumat.
Airlangga mencatat bahwa potensi pasar domestik Indonesia mencapai 670 miliar dolar AS atau sekitar Rp10,9 kuadriliun (asumsi kurs: Rp16.370 per dolar AS). Potensi ini juga diperkuat dengan dominasi kelas menengah yang terus tumbuh.
"Kita ini negara domestic market-nya 52 persen. 52 persen itu 670 miliar dolar. Sehingga inilah pasar yang harus terus dijaga daya belinya," ujarnya.
Baca juga: Airlangga harap kinerja APBN Maret 2025 alami peningkatan
Baca juga: Airlangga sebut program Lebaran dorong pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat
Oleh karena itu, Pemerintah memberikan sejumlah insentif guna menjaga daya beli masyarakat termasuk Tunjangan Hari Raya (THR) bagi PNS, TNI, dan Polri.
Pemerintah juga mendorong perusahaan jasa angkutan daring (online) untuk memberikan THR bagi pengemudi ojek online hingga kurir online.
"Kemarin juga dengan Kementerian Tenaga Kerja dan ojek online (memberikan) bonus hari raya kepada mereka yang memang aktif," ujar Airlangga.
Program insentif lain turut digulirkan,, seperti potongan tarif atau diskon tiket pesawat pada periode Angkutan Lebaran 2025 dengan diskon berkisar 14 persen, kemudian diskon tarif tol sebesar 20 persen pada hari tertentu serta melakukan stabilisasi harga pangan melalui operasi pasar.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyambut kunjungan kenegaraan Sekjen Partai Komunis Vietnam To Lam, di Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin (10/3).
Kunjungan ini menandai 70 tahun hubungan bilateral Indonesia dan Vietnam.
Baca juga: Menko Perekonomian bertemu Sekjen OECD di Prancis
Dalam pertemuan bilateral itu, Prabowo dan To Lam sepakat untuk meningkatkan kerja sama di berbagai bidang, mulai dari ekonomi, otomotif, industri pertahanan, hingga perikanan dan ekonomi digital.
"Kita setuju dalam pertemuan kita, bahwa kita ingin tingkatkan hubungan dan kerja sama kita. Kita tingkatkan jadi comprehensive strategic partnership. Dan kita benar-benar ingin perkuat dan lakukan kerja sama di hampir semua bidang," kata Prabowo dalam pernyataan pers usai pertemuan.
Kepala Negara RI itu,, juga optimistis bahwa kerja sama di bidang pertanian akan menjadikan Indonesia dan Vietnam sebagai penyumbang pangan global.
Selain itu, kedua negara sepakat memperkuat kolaborasi di bidang ekonomi hijau, industri teknologi tinggi, serta pertukaran perwira dan latihan bersama di sektor keamanan dan pertahanan.