Bandung (Antaranews Megapolitan) - Sejumlah pesantren di Kota Bandung, Jabar, menjadi sasaran mahasiswa asal Universitas Toronto, Kanada sebagai tempat belajar serta meneliti mengenai Islam dari berbagai sudut pandang.
Kedatangan enam mahasiswa asal Kanada ini didampingi dua dosen mereka Jacques Bertrand dan Alexander Pelletier yang sudah sering mengunjungi Indonesia.
"Saya bilang ke mahasiswa, kalau mau belajar tentang Islam maka harus datang ke Indonesia. Jadi tujuan saya membawa mahasiswa-mahasiswi justru untuk melihat realitas," kata Jacques Bertrand saat berkunjung ke Pesantren Manba'ul Huda, Buahbatu, Kota Bandung, Rabu.
Menurutnya, perkembangan Islam di Kanada begitu pesat, namun hal itu tanpa dibarengi dengan pemahaman yang sesungguhnya dari masyarakat.
Ia mengatakan, masyarakat serta mahasiswa di Kanada hanya mengetahui Islam yang selalu terlibat konflik serta terorisme. Melihat kenyataan tersebut, ia tergerak untuk melakukan penelitian sejak tahun 1992 mengenai nilai-nilai yang diajarkan Islam yang sesungguhnya.
Setelah 25 tahun meneliti Islam terutama di Nusantara, ia akhirnya menemukan sebuah nilai ajaran Islam yang berbeda dengan apa yang selalu diberitakan media barat.
Jaquest kemudian mengajak mahasiswanya untuk bersama-sama meneliti Islam dan diharapkan mampu menjadi jembatan perdamaian Islam di Kanada.
"Mereka nanti akan mempresentasikan kepada mahasiswa lainnya agar terbuka, begini keadaan Islam di Indonesia," katanya.
Salah seorang mahasiswa jurusan Contemporary Asian Studies Universitas Toronto, Irish (21), mengaku baru pertama kali menginjakan kaki ke Indonesia dan sangat terkesan dengan sambutan hangat dari para siswa di pesantren.
Awalnya, ia menganggap bahwa ajaran Islam begitu keras sesuai sudut pandang media di Kanada. Berita-berita yang bermunculan mengenai Islam selalu tentang kekerasan dan terorisme.
Namun saat datang ke Indonesia, pandangannya mengenai Islam menjadi terbuka bahwa apa yang diberitakan media Internasional berbeda jauh dengan apa yang ada sesungguhnya.
"Saya belajar mengenai Islam bukan hanya dari satu term, tapi berbagai pandangan lain, kultural, dan lainnya. Saya ingin melihat bagaimana Islam di Indonesia, dan ternyata penuh dengan perdamaian," kata dia.
Sementara itu, salah satu pengajar di Pesantren Manba'ul Huda, Rosihan Fahmi mengatakan, kedatangan para mahasiswa sejalan dengan visi dan misi yang diusung lembaganya.
Pesantrennya sangat terbuka bagi siapapun yang ingin belajar maupun meneliti mengenai ajaran Islam.
"Saya harap pesantren lainnya juga mau mengubah lainnya berkontribusi kebaikan Indonesia. Sebagai bagian untuk mewartakan Islam itu bukan seperti apa yang kamu lihat sebelumnya. Kata kunci kami atas nama Peace The World dan Better To World," katanya.