Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama menekankan pentingnya transformasi pendidikan pesantren untuk meningkatkan daya saing di tingkat nasional maupun global.
"Pesantren pusat pendidikan berbasis nilai-nilai kearifan lokal. Transformasi penting agar tetap relevan dengan perubahan zaman," ujar Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Basnang Said di Jakarta, Kamis.
Digitalisasi pesantren bukan hanya alat, tetapi paradigma baru mendidik generasi masa depan. Teknologi mampu memperluas akses pendidikan serta meningkatkan efisiensi pembelajaran.
Baca juga: Penjaminan mutu untuk tingkatkan kualitas pesantren
Dalam upaya transformasi Pendidikan Diniyah Formal (PDF) Pesantren, Kementerian Agama terus mempersiapkan pelaksanaan Imtihan Wathani (ujian akhir nasional) yang dijadwalkan Januari 2025.
Kegiatan ini terbagi menjadi dua bagian yaitu Koordinasi Pelaksanaan Imtihan Wathani bersama perwakilan Kantor Wilayah Kementerian Agama se-Indonesia, tim pengembang aplikasi CBT Imtihan Wathani dan EMIS.
Dilanjutkan dengan kegiatan Simulasi Pelaksanaan CBT Imtihan Wathani bersama Tim Reviewer Soal, Pengembang Aplikasi CBT Imtihan Wathoni, dan perwakilan satuan Pendidikan Diniyah Formal serta Asosiasi Pendidikan Diniyah Formal (ASPENDIF).
Sebanyak 11.077 santri akan mengikuti Imtihan Wathani tahun 2025, terdiri atas 4.438 santri Diniyah Takmiliyah (DNT) tingkat ulya dan 6.639 santri DNT tingkat wustha. Imtihan Wathani akan dilaksanakan di 77 satuan pendidikan PDF ulya dan 61 satuan pendidikan PDF wustha.
Baca juga: Kemenag: Penyuluh agama garda terdepan jaga harmoni sosial di tengah warga
Kemenag: Transformasi pesantren tingkatkan daya saing
Kamis, 19 Desember 2024 14:31 WIB