Semarang (ANTARA) - BMKG bersama dengan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) telah menebarkan sekitar 30 ton Natrium klorida (NaCl) atau garam dalam pelaksanaan operasi modifikasi cuaca di wilayah Jawa Tengah
Koordinator Lapangan Operasi Modifikasi Cuaca A. Hilmi Rafiq di Semarang, Kamis, mengatakan, operasi modifikasi cuaca ini sudah dilaksanakan sejak 11 Desember 2024.
"Sudah sekitar sembilan hari. Semula direncanakan mulai 11 sampai 15 Desember 2024, namun diperpanjang 20 Desember," kata Hilmi.
Baca juga: Bupati minta BMKG lakukan modifikasi cuaca di wilayah Kabupaten Sukabumi
Baca juga: BMKG: Modifikasi cuaca harus disegerakan demi kurangi risiko bencana di Jabar
Ia menjelaskan, operasi modifikasi cuaca dilakukan untuk mengurangi potensi bencana akibat curah hujan tinggi.
Penebaran NaCL, lanjut dia, bertujuan untuk mengurangi jumlah awas hujan yang masuk ke wilayah Jawa Tengah sehingga intensitas hujan dapat dikurangi.
Menurut dia, proses penebaran NaCL dalam pelaksanaan modifikasi cuaca dilakukan di wilayah perairan utara dan selatan Jawa Tengah.
Selama sembilan hari terakhir, lanjut dia, telah dilakukan 30 kali penerbangan untuk menyemai NaCL di perairan utara dan selatan.
Baca juga: BMKG sebut modifikasi cuaca selama 24 jam di IKN sebagai pertama di dunia
Ia mengatakan, pelaksanaan modifikasi cuaca sangat tergantung pada potensi curah hujan di Jawa Tengah.
Ia menuturkan, kebutuhan modifikasi cuaca tergantung pada prakiraan BMKG tentang potensi hujan di wilayah Jawa Tengah.
30 ton NaCL telah ditebar untuk modifikasi cuaca di Jateng
Kamis, 19 Desember 2024 16:13 WIB

Petugas sedang menata karung berisi NaCL yang digunakan untuk operasi modifikasi cuaca di Bandara Semarang, Kamis (19/12/2024). (ANTARA/I.C. Senjaya)