Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertahanan memastikan berhati-hati dalam mengadopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) bagi alat utama sistem senjata (alutsista) TNI tahun 2025.
"Kami tidak ingin gegabah," kata Karo Humas Kemenhan Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang di Jakarta, Kamis.
Menurut Frega, teknologi AI dalam dunia persenjataan memiliki beberapa kekurangan, salah satunya penentuan target serangan yang kurang presisi.
Sebelumnya, jajaran TNI berencana mengembangkan teknologi AI dalam dunia pertahanan. Salah satu yang serius memperdalam teknologi AI adalah TNI AU.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama TNI Ardi Syahri mengatakan TNI AU telah melakukan pengembangan teknologi AI untuk kepentingan pengamanan kawasan udara pada tahun 2024 namun belum maksimal karena masih memerlukan dana untuk pengadaan teknologi bidang pertahanan. Salah satu yang perlu ditambahkan adalah pengadaan fasilitas teknologi di Skuadron Pendidikan 506 Bogor, Jawa Barat.