Jakarta (ANTARA) - Indonesia memasuki fase ageing population atau penuaan penduduk.
Sensus Penduduk Indonesia pada 2023 menunjukkan, hampir 12 persen atau sekitar 29 juta penduduk Indonesia masuk kategori lanjut usia (lansia) dan angka ini diperkirakan terus meningkat.
Kementerian PPN/Bappenas memproyeksikan pada 2045, jumlah penduduk lansia mencapai 61,4 juta jiwa atau sekitar 20-25 persen dari total penduduk.
Penuaan penduduk merupakan fenomena yang terjadi saat proporsi penduduk lanjut usia (lansia) cukup tinggi, hingga melebihi 20 persen.
Pemerintah memberikan akses ke program pelatihan yang memungkinkan lansia tetap aktif secara intelektual dan sosial, salah satunya menjadikan lembaga negara yang menangani kependudukan dan keluarga menjadi Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN.
Contoh lain keseriusan pemerintah terlihat dalam sejumlah rangkaian kegiatan penyelenggaraan Sekolah Cerdas untuk Lanjut Usia (Lansia) di seluruh Kelurahan Jakarta Timur beberapa waktu lalu.
Kementerian memutakhirkan program lansia sesuai Peraturan Presiden Nomor 88 Tahun 2021 tentang Strategi Nasional Kelanjutusiaan dan Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, dengan tujuan membangun keluarga lansia yang komprehensif dalam rangka mewujudkan lansia yang tangguh dan berdaya.
Kementerian/BKKBN memiliki strategi pencapaian tujuan tersebut melalui pengajaran materi tujuh dimensi lansia Tangguh, penggunaan aplikasi GoLantang, Sekolah Lansia, Pendampingan Perawatan Jangka Panjang (PJP) di Kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL).
Upaya Indonesia sebagai negara yang mempunyai bonus demografi dengan komposisi penduduk lanjut usia cukup tinggi dipandang sejalan dengan komitmen untuk meningkatkan kualitas para lansianya. Sementara masih banyak negara di dunia yang menghadapi permasalahan yang sama, bahkan lebih berat, yang memerlukan penanganan dan kolaborasi di dalam meningkatkan kualitas para lansianya.
Secara tidak langsung pernyataan di atas merupakan suatu apresiasi dan memberikan/membuka kesempatan terjadinya upaya penguatan kolaborasi antarnegara yang menghadapi masalah yang sama. Sementara itu, terbuka peluang bagi negara-negara yang lebih maju untuk berbagi ilmu dan pengalamannya.
Tentunya upaya dan peran semua warga negara baik sebagai individu maupun keluarga apalagi sebagai pimpinan dan anggota sebuah administrasi pemerintahan maupun non-pemerintahan untuk senantiasa mengiringi keberhasilan pencapaian tingkat pengharapan hidup yang lebih tinggi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari upaya penghormatan kita sebagai bangsa yang mencintai orang tua yang melahirkan/merawat kita sendiri dan keluarga.
Pengalaman para pemangku kepentingan di Indonesia terhadap para lansia ini diharapkan tumbuh berkembang dan terus menginspirasi masyarakat di tingkat nasional maupun dunia.
*) Moehammad Amar Ma'ruf adalah Diplomat Karir, Penulis Buku Katulistiwa
Baca juga: Pemkot Bogor bersama LLI optimalisasi Taman Lansia agar lansia tetap produktif
Baca juga: 35 lansia di Kota Bogor lulus dari Sekolah Lansia Ceria jadi lebih produktif