Gorontalo (ANTARA) - Tokoh masyarakat Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo Yamin Rajawali mengatakan daerah tersebut memerlukan edukasi cara bertani atau menerapkan sistem pertanian ramah lingkungan.
"Untuk kepentingan pelestarian lingkungan dalam jangka panjang maka yang tepat dilakukan adalah edukasi cara bertani ramah lingkungan," kata Yamin di Gorontalo, Kamis.
Menurutnya pertanian yang dilakukan dengan cara terbuka dan masif menjadi pemicu terjadinya erosi dan membawa lumpur atau sedimentasi yang berakibat menutupi aliran sungai.
Sedimentasi tersebut akhirnya menutupi tanah permukaan yang ada pada permukiman warga.
"Bahkan patut diduga sedimentasi tersebut telah merusak lingkungan perairan laut sepanjang garis pantai di wilayah ini," katanya.
Baca juga: Petani lereng gunung gunakan model ramah lingkungan
Beberapa bukti yang sangat nampak adalah terumbu karang sepanjang pesisir pantai di daerah ini telah mati tertimbun dengan sedimentasi akibat erosi.
Nelayan kecil atau tradisional sulit mendapatkan hasil kalau hanya melaut di pesisir pantai. Akhirnya mereka memilih melaut jauh dari pesisir dengan peralatan seadanya.
Bukti lainnya kata dia, rumput laut yang tidak tumbuh dengan baik akibat lumpur dan residu penggunaan bahan kimia berlebihan pada kegiatan pertanian membuat petani rumput laut mengalami kerugian karena komoditas tersebut banyak yang busuk bahkan mati.
Olehnya ia berharap agar pemerintah daerah melakukan inovasi melalui edukasi bertani ramah lingkungan yang diyakini berdampak pada peningkatan produksi pertanian, kelestarian lingkungan, serta mewujudkan peningkatan ekonomi masyarakat sesuai harapan.
Baca juga: Semangat menyambut HUT ke-76 Kemerdekaan RI
Penjabat Bupati Gorontalo Utara Sila Botutihe mengatakan pemerintah daerah terus memikirkan solusi maupun langkah strategis yang cepat dan tepat untuk mengatasi banjir.
"Kita cari penyebab banjir. Mengapa tanggul sungai bisa jebol, kemudian kita lakukan langkah cepat untuk mengatasi," katanya.
Ia mengimbau masyarakat petani untuk tidak membuka lahan pertanian di kemiringan, serta mengajak seluruh masyarakat untuk menanam pohon di sekitar daerah aliran sungai.
"Saya berharap berbagai masukan masyarakat dapat konstruktif bagi pemerintah daerah dalam mengatasi bencana banjir dan tanah longsor di daerah ini akibat kerusakan lingkungan," imbuhnya.***