Tangerang (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Tangerang mengatakan gejala yang timbul dari penyakit leptospirosis atau infeksi air kencing tikus antara lain demam, nyeri kepala dan otot, batuk dengan atau tanpa darah hingga pendarahan.
Kepala Dinkes Kota Tangerang dr. Dini Anggraeni di Tangerang Minggu, (23/2) mengatakan risiko penyebaran leptospirosis pun meningkat lebih cepat.
Sebab, air kencing tikus ini akan mengkontaminasi air banjir ke sejumlah media seperti tanah, makanan, maupun benda-benda lain di sekitar tempat tinggal.
Penularan penyakit leptospirosis rata-rata tujuh sampai sepuluh hari sebelum timbulnya gejala klinis. Adapun penularannya melalui kontak secara langsung atau tidak langsung dengan urine hewan yang terinfeksi.
Baca juga: Penyakit leptospirosis perlu diwaspadai selama musim pancaroba
Beberapa kelompok yang berisiko tertular leptospirosis, yaitu korban banjir, petani, peternak, pekerja rumah pemotongan hewan dan pembersih selokan.
"Maka itu selama musim hujan ini, masyarakat diminta waspada terhadap penyakit leptospirosis. Karena berpotensi terjangkit penyakit tersebut terlebih pada wilayah rawan banjir,” kata dr Dini dalam keterangannya.
Sejumlah pencegahan yang dapat dilakukan, kata dr. Dini pengendalian tikus dengan memperbaiki sanitasi dan penggunaan perangkap, vaksinasi pada hewan ternak, serta pemberian disinfeksi pada penampungan air.
Baca juga: Ini penyebab hingga penanganan tepat leptospirosis menurut dokter
Baca juga: Waspada Penyakit "Leptospirosis" Saat Musim Hujan
Pemakaian pakaian khusus seperti sepatu boot dan sarung tangan juga dapat menghindari kontak dari tanah yang terkontaminasi.
Untuk pengobatannya, pada kondisi ringan tidak memerlukan penanganan khusus dan akan sembuh dalam waktu tujuh hari.
"Kalau kondisi berat, silakan melakukan pemeriksaan ke puskesmas agar diberikan obat-obatan untuk meredakan gejala dan mengatasi infeksi bakteri," kata dia.