Spanyol serukan komunitas internasional hentikan ekspor senjata ke Israel

Pemimpin partai haluan kiri Spanyol, Podemos, Ione Belarra, pada Kamis (10/10/2024) mengecam Israel atas sejumlah serangannya terhadap pasukan perdamaian PBB di Lebanon selatan, dengan mengatakan "kebiadaban ini harus dihentikan."/ANTARA/Anadolu/py

Saya percaya bahwa mengingat segala sesuatu yang terjadi di Timur Tengah, masyarakat internasional perlu menghentikan ekspor senjata ke pemerintah Israel.

Moskow (ANTARA) - Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez meminta komunitas internasional untuk berhenti mengekspor senjata ke Israel sesegera mungkin menyusul serangan militer Zionis itu terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon.

"Saya percaya bahwa mengingat segala sesuatu yang terjadi di Timur Tengah, masyarakat internasional perlu menghentikan ekspor senjata ke pemerintah Israel," kata Sanchez dalam konferensi pers bersama dengan Paus Fransiskus di Vatikan, Jumat (11/10).

Kepala pemerintahan Spanyol itu mengatakan negaranya secara konsisten menahan diri dari "kontribusi apa pun terhadap peningkatan kekerasan dan perang" di Timur Tengah.

Baca juga: Ribuan warga desak pemerintah Inggris hentikan jual senjata ke Israel
Baca juga: Presiden Turki Erdogan desak negara-negara berhenti pasok senjata ke Israel

Spanyol juga diungkap belum pernah mengekspor senjata atau perlengkapan militer apa pun ke Israel sejak Oktober 2023, ketika konflik bersenjata di Jalur Gaza meningkat.

Sanchez menegaskan kembali kecaman kerasnya atas setiap
atau gangguan terhadap hukum kemanusiaan internasional.

Dia juga menyampaikan keprihatinannya yang besar atas penembakan yang dilakukan Israel terhadap Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL).

Pasukan penjaga perdamaian PBB berulang kali ditembaki selama terjadinya konflik bersenjata Israel dan gerakan Hizbullah yang berbasis di Lebanon.

Baca juga: Inggris telah tangguhkan 30 izin ekspor senjata ke Israel

Media Israel telah melaporkan bahwa Angkatan bersenjata Israel (IDF) telah meminta UNIFIL untuk menjauh dari wilayah operasi darat rezim Zionis melawan Hizbullah, yang tentu saja hal itu tidak diterima oleh pasukan penjaga perdamaian PBB.

Sebelumnya pada Kamis (10/10), UNIFIL mengatakan IDF menembakkan senjata ke menara observasi di markas besarnya di Naqoura di Lebanon selatan, menyebabkan dua penjaga perdamaian dari Indonesia terjatuh dan mengalami luka-luka.

Setelah itu, terdapat pula insiden di mana dua penjaga perdamaian lainnya, kali ini dari Sri Lanka, yang terluka pada Jumat akibat dua ledakan di dekat menara observasi di Naqoura.

Sumber: Sputnik-OANA