Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar malam puncak Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) Tahun 2024 guna memberikan apresiasi bagi penggerak budaya yang telah memperkuat pemajuan dan ekosistem kebudayaan Indonesia.
Penyelenggaraan AKI tahun ini mengusung tema Persembahan Istimewa Bagi Penggerak Budaya yang mengartikan sebagai wujud apresiasi pemerintah yang dipersembahkan kepada para pelaku budaya di Indonesia yang telah berdedikasi dalam upaya pemajuan kebudayaan sekaligus mengajak masyarakat andil pada pelestarian kekayaan budaya nasional.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan anugerah bagi penggerak budaya bukan hanya sekadar penghargaan seremonial, namun bentuk apresiasi pemerintah ke para penggerak budaya.
“Ada semangat dan ajakan partisipatif ditunjukkan penggerak budaya ke masyarakat untuk berkolaborasi mengembangkan warisan kebudayaan Nusantara. Penggerak budaya menjelaskan kepada kita semua bahwa merawat kebudayaan merupakan tugas semua masyarakat agar peradaban Indonesia terjaga,” ujar Nadiem.
Adapun pada 14 Agustus lalu, Presiden Joko Widodo telah menganugerahkan tiga orang penerima tanda kehormatan. Tanda kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma diberikan kepada pencipta Shalawat Badar (Alm) Ali Manshur Shiddiq dan (Alm) Djauhar Zaharsyah Fahrudin Roesli (Harry Roesli) karena kontribusinya menjadikan seni musik sebagai ruang inklusif.
Sementara itu, tanda kehormatan Satyalancana Kebudayaan diberikan kepada (Alm.) Guru Besar Budaya Henricus Supriyanto sebagai tokoh budayawan sekaligus pegiat dan pelestari kesenian ludruk.