Depok (ANTARA) - Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia Dr. Bondan Kanumoyoso, M.Hum mengatakan bahwa keragaman merupakan inti dari budaya Indonesia, sebagaimana tercermin dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
"Keberagaman ini juga dipengaruhi oleh lingkungan alam setempat, menunjukkan cara masyarakat berinteraksi dengan flora dan fauna yang khas di sekitarnya," kata Bondan Kanumoyoso di Depok, Kamis.
Menurut Bondan, budaya Indonesia juga selalu berkembang berdasarkan interaksi antarmasyarakat, membaur dari berbagai pengaruh luar (terutama India, Islam, dan barat).
Baca juga: Dekan FIB UI dukung segala upaya menjaga dan lestarikan alam
Hasil pengaruh budaya dari dalam dan luar negeri membuat keragaman menjadi pandangan dunia bangsa Indonesia. Ia menggarisbawahi bahwa kebudayaan Indonesia adalah kebudayaan yang sedang belajar, artinya masih dalam proses pembentukan menuju jati dirinya.
Oleh karena itu, sistem kebudayaan Indonesia saat ini tengah melakukan berbagai percobaan untuk meninjau seberapa jauh nilai-nilai lama dapat dipertahankan, dan seberapa jauh pengaruh luar dapat diterima.
Selain itu, Bondan menekankan bahwa kebudayaan merupakan salah satu kekuatan Indonesia, terlihat dari minat tinggi masyarakat dunia untuk mempelajari kebudayaan Indonesia.
Menurutnya dari seluruh Massive Open Online Courses (MOOCs) yang ditawarkan UI, MOOCs dengan peserta terbanyak adalah yang membicarakan tentang kebudayaan Indonesia.
Baca juga: Bondan Kanumoyoso terpilih menjadi Dekan FIB UI periode 2021--2025
MOOCs kebudayaan Indonesia yang ditawarkan FIB UI berhasil menggaet ribuan peserta yang merupakan mahasiswa dari seluruh penjuru dunia, membuktikan bahwa aspek yang paling menonjol tentang Indonesia bagi masyarakat dunia adalah budayanya.
Ketertarikan masyarakat global mempelajari budaya Indonesia melalui MOOCs membuktikan bahwa peran perguruan tinggi dalam mempromosikan budaya sangat besar.
Sementara itu Dekan FISIP UI, Aji mengemukakan bahwa universitas memiliki dua peran dalam memajukan kebudayaan, yaitu peran klasik dan peran kritis. Peran klasik artinya melakukan riset dan dokumentasi, misalnya mengumpulkan seluruh tradisi yang terancam punah.
Selain itu, kampus berperan memberikan pendidikan budaya, pemahaman multikultural, kolaborasi internasional, dan mengembangkan praktik diplomasi budaya.
Baca juga: Dekan FIB UI ajak mahasiswa baru peduli lingkungan
Namun, Aji berharap seluruh kampus di Indonesia lebih mengedepankan peran kritis dengan lebih terlibat dalam dinamika komunitas, misalnya dengan mengembangkan budaya untuk menjawab masalah-masalah sosial.
Kampus juga tidak hanya bertugas melestarikan seni tradisional masa lalu, tetapi aktif berinovasi dalam pengembangan budaya kontemporer.
Menurutnya, kebudayaan bukanlah bagian dari warisan masa lalu saja, tetapi adalah aspek kreatif yang ada di masa kini. Dengan kecepatan teknologi saat ini generasi muda lebih terbuka terhadap globalisasi dan nilai universalitas.
Untuk itu, kampus harus mengajak mahasiswa berpikir kritis untuk menggali kembali makna negara dan bangsa Indonesia.
Dekan FIB UI sebut keragaman merupakan inti dari budaya Indonesia
Kamis, 7 Maret 2024 21:32 WIB
Keberagaman ini juga dipengaruhi oleh lingkungan alam setempat, menunjukkan cara masyarakat berinteraksi dengan flora dan fauna yang khas di sekitarnya.