Kota Bogor (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, mengapresiasi warganya yang melakukan pengelolaan sampah secara mandiri, sejalan dengan upaya Pemkot saat ini terus mengurangi produksi sampah harian.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim di Bogor, Senin, menyebut saat ini sudah ada 35 RT Mandiri di Kota Bogor yang sudah mampu mengelola sampah mulai dari lingkungannya masing-masing.
“Tentunya kami apresiasi, dan ini modal kita untuk bisa mempertahankan penghargaan Adipura,” ujarnya.
Baca juga: Pemkot Bogor perkuat pengelolaan sampah hasilkan nilai ekonomi
Menurut dia, keberadaan RT Mandiri dalam mengurangi produksi sampah dan mengolah sampah cenderung meningkat. Namun, produksi sampah juga cenderung meningkat karena bergantung pada pertumbuhan ekonomi.
Dedie menjelaskan aktivitas dan perpindahan masyarakat cenderung meningkat, sehingga menurutnya pengelolaan sampah juga harus berubah.
“Jadi kemudian bagaimana aktivitas warga, perpindahan masyarakat, kalau kecenderungannya kita lihat selalu meningkat. Tetapi yang penting pengelolaannya pun harus kelihatan ada perubahan yang signifikan. Jadi ekonomi jalan tetapi pengelolaan lingkungan juga jalan,” jelasnya.
Baca juga: DLH Kota Bogor kerja sama pengelolaan sampah dengan komunitas
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menargetkan ada tempat pengolahan sampah di kelurahan-kelurahan.
Untuk mencapai target itu, kata Bima, diperlukan lahan untuk sentra pengolahan sampah di masing-masing kelurahan.
“Sehingga ujungnya nanti nggak perlu lagi kita buang ke TPA Galuga atau TPPASR Nambo. Semua selesai di wilayah. Konsepnya ke depan akan begitu,” ujarnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor Deni Wismanto mengatakan Pemkot menargetkan penurunan produksi sampah sebesar 20 persen setiap harinya.
Baca juga: Kota dan Kabupaten Bogor berencana bangun inkubator pengelolaan bisnis sampah
Dari data yang dimilikinya, produksi sampah di Kota Bogor hampir mencapai 700 ton per hari. Di mana 500 ton di antaranya masuk ke pengolahan sampah.
“Jadi yang sisanya itu adalah tadi upaya yang dilakukan mulai dari pengurangan untuk sistem kompos, maggot, ataupun daur ulang,” kata Deni.