Jakarta (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menetapkan lima prioritas dalam strategi pemanfaatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) nasional, yakni layanan kesehatan, reformasi birokrasi, pendidikan talenta, pengembangan kota pintar, dan keamanan pangan.
"Teknologi ini memungkinkan pendeteksian dini penyakit serta efisiensi dalam manajemen rumah sakit," katanya di Jakarta, Minggu.
Model prediktif, pencegahan, partisipatif, dan personal atau 4P diterapkan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan kualitas pelayanan kesehatan.
AI merupakan bagian dari motor perubahan dalam pelaksanaan reformasi birokrasi. Dalam hal ini, beberapa lembaga pemerintahan telah melakukan pengolahan data berbasis AI untuk mengurangi waktu dan biaya operasional.
Pemerintah pada 2025 akan meluncurkan sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) sebagai layanan terintegrasi lintas kementerian.
AI digunakan dalam pelaksanaan pendidikan talenta, yang dirancang sesuai dengan kebutuhan individu. Penerapan metode pembelajaran mandiri dan penyediaan materi pelatihan di platform daring menghadirkan fleksibilitas akses bagi peserta pendidikan.
Integrasi dan pengelolaan lalu lintas data berbasis AI diterapkan dalam pengembangan mobilitas kota pintar.
"Untuk smart city ini juga kami sudah bekerja sama dengan ITB, melakukan pemeringkatan dan juga analisa terhadap kota-kota yang sudah menjalankan pelayanan berbasis digital," katanya.
Baca juga: Kemkomdigi terapkan teknologi AI secara seimbang
Baca juga: Kemenhan berhati-hati adopsi teknologi AI alutsista
Komdigi: Lima prioritas dalam strategi pemanfaatan AI
Minggu, 22 Desember 2024 13:56 WIB