Jakarta (ANTARA) - Amerika Serikat melalui program pendanaan Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) memberikan hampir 3 juta dolar AS (Rp48,5 miliar) sejak 2014 untuk mendukung inisiatif dan proyek yang dipimpin oleh pemuda di kawasan Asia Tenggara.
Pejabat Sementara Misi AS untuk ASEAN Kate Rebholz dalam acara YSEALI di Jakarta, Sabtu, menyampaikan YSEALI memiliki hampir 7.000 alumni dan memiliki jaringan YSEALI yang memiliki lebih dari 160.000 peserta.
Rebholz meminta alumni dari program pemberdayaan AS itu mampu memanfaatkan peluang yang ada dan memanfaatkan potensi pendanaan yang telah disiapkan untuk mendukung gagasan dari para pemuda di Asia Tenggara khususnya Indonesia.
Hubungan AS dan Asia Tenggara sejak 2022 menjadi kemitraan strategis komprehensif, para pemimpin telah membicarakan upaya agar AS dapat lebih banyak berinvestasi di Asia Tenggara.
Dia mencatat total perdagangan dalam bidang barang dan jasa antara AS dan Asia Tenggara melebihi 500 miliar dolar AS (Rp8.085 triliun) pada 2023.
Justicia, Communication Specialist Humba ShePreneur, mengatakan bahwa gerakan sosial yang beroperasi pada awal 2024 itu menilai pendanaan YSEALI sangat membantu mereka untuk melaksanakan tiga program utama di Sumba melalui pelatihan, inkubasi bisnis, dan membantu memasarkan produk terutama tenun.
Baca juga: Indonesia dan 10 negara sinergi perangi "IUU Fishing" kawasan Asia Tenggara
Baca juga: APHR: Myanmar jadi isu HAM terbesar di Asia Tenggara saat ini