Jakarta (ANTARA) - Museum Bahari menyiapkan acara pemutaran film secara maraton di malam Tahun Baru 2025 sebagai pilihan bagi masyarakat untuk menghabiskan waktu bersama rekan-rekan mereka saat pergantian tahun.
"Kami kemas dalam acara 'Movie Screening Marathon'. Nonton film dari museum buka sampai tutup. Hanya bayar tiket museum," ujar Kepala Unit Pengelola (UP) Museum Kebaharian Jakarta, Mis'ari di Jakarta, Minggu.
Mis'ari mengatakan Museum Bahari memiliki fasilitas bioskop yang diperuntukkan untuk masyarakat.
Adapun film-film yang nantinya ditayangkan sebagian merupakan karya pelajar SMA dan SMK di seluruh Indonesia, yang berpartisipasi dalam "Festival Film Pendek" tahun 2024.
Baca juga: TMII siapkan beragam acara sambut libur Natal dan Tahun Baru
Tahun ini, pengelola museum mengadakan festival film dengan tema "Bahari".
"Acara (pemutaran film) diadakan 31 Desember-1 Januari 2025. Tak perlu mendaftar, tinggal datang. Bioskop jadi fasilitas untuk masyarakat. Kami punya fasilitas ruang bioskop," kata dia.
Selain mengadakan acara pemutaran film, Pengelola Museum Bahari juga berencana menghiasi Jembatan Kota Intan, dengan lampu-lampu.
"Yang kami kelola juga Jembatan Kota Intan. Nanti atas dukungan Unit Pengelola Kotatua, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta, akan 'dilight-up' (dibuat menyala dengan cahaya lampu). Ada instalasi dengan lampu-lampu di sana," ujar Mis'ari.
Baca juga: Polrestabes Bandung buka Flyover Pasupati saat malam Tahun Baru dengan pengamanan ketat
Sementara itu, pengelola Museum Bahari saat ini masih mengadakan pameran bertajuk "Membangun di Lahan Basah: Dari Gudang Barat hingga Museum Bahari 1652-1977".
Dalam pameran yang dibuka untuk umum sejak 7 Desember 2024 hingga 22 Juni 2025 itu, kurator Rifandi S. Nugroho mengajak pengujung menyelami hubungan historis antara air dan daratan dalam bentuk instalasi seni dan gambar-gambar.
Dia juga mengajak pengunjung menyelami warisan infrastruktur kolonial.
Baca juga: Monas hadirkan video mapping hingga panggung hiburan meriahkan akhir tahun
Sebagian besar diolah dari buku yang telah diterbitkan Museum Bahari dari hasil riset bersama Pusat Dokumentasi Arsitektur (PDA) berjudul “Westzijdsche Pakhuizen Batavia 1652-1977”, Dari Gudang Barat Hingga Museum Bahari".
Dia kemudian mengelaborasi dengan rekaman ingatan warga setempat tentang kawasan itu di masa lalu dan kini.