Situbondo (ANTARA) - Calon presiden nomor urut 03 Ganjar Pranowo berjanji akan menambah kuota pupuk bersubsidi untuk petani dan membangun tiga pabrik pupuk baru.
Dalam keterangannya diterima di Situbondo, Jawa Timur, Kamis, calon presiden Ganjar Pranowo yang berpasangan dengan Mahfud MD akan menambah kuota pupuk subsidi (jika terpilih) karena ketersediaan pupuk subsidi masih menjadi momok persoalan bagi para petani di Indonesia.
"Kalau subsidi pupuknya dikurangi, dengan cara apapun maka pupuknya kurang. Apa solusinya? Ya ditambah. Soal pupuk, kita memang kurang, sehingga harapannya dengan dibangunnya tiga pabrik pupuk baru bisa menjadi solusi ke depan. Jadi, kalau sekarang saja pupuk kurang ya kondisinya nanti akan berbahaya untuk produksi pertanian di kemudian hari," kata Ganjar.
Capres nomor urut 03 itu memaparkan bahwa salah satu persoalan petani Indonesia selalu merasakan kelangkaan pupuk bersubsidi.
Baca juga: Pedagang hingga guru ngaji sosialisasikan Ganjar-Mahfud ke masyarakat
Penambahan kuota pupuk bersubsidi tersebut dinilai dapat memenuhi kebutuhan petani. Sementara, untuk menggenjot produksi pupuk bersubsidi, Ganjar akan membangun tiga pabrik pupuk yang baru.
Menurut Ganjar, pupuk saat ini menjadi komoditas penting dalam meningkatkan produksi pertanian, sehingga penambahan pupuk subsidi harus disesuaikan dengan kebutuhan petani yang beragam di berbagai daerah. Penyesuaian tersebut bisa dibuat berdasarkan data yang telah disusun sebelumnya.
"Caranya disesuaikan dengan data pertanian, sehingga yang terdata mendapatkan pupuk. Satu data Indonesia untuk pendistribusian pupuk bersubsidi agar tepat sasaran," kata Capres Ganjar.
Dia menambahkan, volume produksi pupuk di Indonesia saat ini dirasa juga tidak bisa mencukupi kebutuhan petani.
Oleh karena itu, untuk menjamin ketersediaan pupuk agar produksi pertanian dan ketahanan pangan dalam negeri aman, maka diperlukan pembangunan pabrik baru.
Baca juga: Jelang Imlek, Komunitas "The Silent Majority", Tionghoa Dukung Ganjar-Mahfud
Dengan adanya tiga pabrik pupuk baru, lanjut Ganjar, diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pupuk para petani di seluruh Indonesia, baik pupuk subsidi maupun nonsubsidi.
"Kalau pabrik yang sekarang produksinya kurang, cara satu-satunya ya menambah pabrik pupuk. Kalau tidak kita akan terganggu produksi pertaniannya," ujar di.
Ganjar juga menilai impor pupuk bukanlah solusi untuk menutupi kekurangan, karena Indonesia memiliki potensi untuk membangun pabrik pupuk baru.
"Kita punya potensi untuk bangun pabrik baru. Jadi, kalau kita punya pabrik sendiri bisa disesuaikan produksinya sesuai kebutuhan petani. Anggarannya nanti kalau tak bisa dari BUMN, bisa kita cari dari swasta atau investor," tutur dia.
Calon presiden Ganjar Pranowo juga menyampaikan, ke depan pemerintah perlu hadir dalam penyediaan pupuk berkualitas dengan harga terjangkau untuk petani.
Baca juga: Ganjar: Hentikan liberalisasi pendidikan
Dukungan pemerintah bisa berupa memberi pelatihan untuk membuat pupuk alternatif hingga penyediaan sarana dan prasarana agar pupuk bisa lebih banyak diproduksi di dalam negeri.
Gagasan Capres-Cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD untuk menambah kuota pupuk subsidi dan membangun pabrik baru ditanggapi positif oleh ekonom Universitas Atmajaya Yogyakarta, Y Sri Susilo. Menurutnya, program Ganjar-Mahfud cerdas dan logis.
"Kita harus tahu kalau kuota untuk subsidi pupuk selalu kurang, karena produksi dalam negeri juga kurang," ujarnya.
Susilo menambahkan, penambahan kuota pupuk bersubsidi yang direncanakan pasangan calon presiden dan wakil Ganjar-Mahfud tersebut dalam jangka pendek dapat diatasi dengan menambah jumlah impor.
Pada jangka menengah dan panjang, Susilo juga mengapresiasi pilihan pasangan calon nomor urut 03 tersebut untuk membangun tiga pabrik pupuk baru.
"Pembangunan pabrik pupuk baru menurut saya adalah ide yang cerdas dan logis. Karena kita tidak bisa selamanya menggantungkan pada pupuk impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri," katanya.
Capres Ganjar Pranowo janji tambah kuota pupuk bersubsidi dan bangun tiga pabrik baru
Kamis, 8 Februari 2024 19:40 WIB
Kalau subsidi pupuknya dikurangi, dengan cara apapun maka pupuknya kurang. Apa solusinya? Ya ditambah.