Anggota Komisi III DPRD Kota Medan Bukhari meminta pemerintah kota serius membenahi Kebun Binatang Medan atau "Medan Zoo: usai terjadinya kematian empat ekor harimau dalam tiga bulan terakhir.
"Kami meminta kepada Pemkot Medan untuk lebih serius memperhatikan 'Medan Zoo' yang sekarang ini kondisi semakin memprihatinkan," ucap Bukhari di Medan, Selasa.
Ia mengaku malu sebagai warga Kota Medan dengan salah satu kota terbesar di Indonesia memiliki APBD Kota Medan sebesar Rp8,02 triliun lebih tahun ini, namun salah satu BUMD yakni PUD Pembangunan sebagai pengelola "Medan Zoo" dengan satwa yang tersisa sekitar 115 ekor di lahan seluas 10 hektare dari total 30 hektare, belum mampu.
Baca juga: 300 relawan bumantara dan influencer lakukan aksi bersih-bersih Medan Zoo
Baca juga: PKBSI ikut bantu penanganan permasalahan satwa di "Medan Zoo"
Tercatat empat ekor harimau mati di Medan Zoo, masing-masing dua ekor harimau sumatra bernama Erha pada 3 November 2023 dan Nurhaliza pada 31 Desember 2023.
Kemudian dua ekor harimau benggala atas nama Avatar pada 3 Desember 2023, dan Wesa berusia sekitar 19 tahun pada 22 Januari 2024.
"APBD cukup besar, tidak mampu mengelola "Medan Zoo" sebagai salah satu objek wisata di Kota Medan yang seharusnya bisa menjadi kebanggaan kita," ungkap dia.
Untuk itu, ia mengimbau Pemkot Medan agar lebih serius lagi menangani masalah ini, dan pihaknya mewanti-wanti jangan sampai Kebun Binatang Medan ditutup.
"Kota sebesar ini, tak punya kebun binatang. Saya pikir Pemkot Medan harus melibatkan berbagai 'stakeholders' mencari solusi. Kami Komisi III siap membantu mencarikan solusi atas permasalahan tersebut," kata Bukhari.
Wali Kota Medan Bobby Nasution masih merahasiakan waktu efektif penutupan "Medan Zoo" yang merupakan salah satu kebun binatang tertua di Indonesia berdiri sejak 1952.
"Iya, mau ditutup. (Waktunya) rahasia. Yang pasti "Medan Zoo" ini bukan kita bicara baru-baru, justru sudah dilihat dari beberapa tahun lalu, mulai jadi wali kota di sini," tutur Bobby