Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan sedikitnya 37 keluarga korban abrasi di Desa Ngune, Kecamatan Lakea, Buol, Sulawesi Tengah direkomendasikan untuk direlokasi atau pindah tempat tinggal.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa abrasi dari ombak laut tinggi itu mengakibatkan rumah yang dihuni sebanyak 37 keluarga yang terdiri atas 147 jiwa di desa tersebut dilaporkan rusak berat.
“Para warga yang terkena abrasi direkomendasikan untuk segera direlokasi ke tempat yang lebih aman,” kata dia.
Berdasarkan data kaji cepat yang dilaporkan oleh tim BPBD Kabupaten Buol, diketahui total ada sebanyak 50 unit rumah warga yang rusak, 37 unit rumah di antaranya mengalami rusak berat. Rumah-rumah tersebut sebelumnya merupakan rumah bantuan untuk nelayan di wilayah sekitar pantai Desa Ngune.
Baca juga: RI-Norwegia bahas kerja sama rehabilitasi mangrove
Baca juga: PNM bersama relawan bakti BUMN tanam 1.000 bibit pohon mangrove di Donggala Sulteng
Baca juga: Kodim Pasangkayu membangun tanggul cegah abrasi
Menurut keterangan tim di lapangan, kata dia, kerusakan tersebut terjadi akibat proses abrasi yang menahun dan kian diperparah oleh hantaman ombak besar disertai angin kencang pada Kamis (13/3) sore hingga malam.
BNPB mengkonfirmasi tidak ada laporan korban jiwa dalam peristwia ini. Para korban terdampak sudah dievakuasi ke pengungsian yang dalam pendampingan dari BPBD Kabupaten Buol dan BPBD Provinsi Sulawesi Tengah.
“BNPB meminta pemerintah daerah untuk segera memeriksa kesiapan perangkat, personel, serta sumber daya guna menghadapi potensi darurat,” kata dia.