"Pakai masker dan ikut vaksin bagi kelompok rentan. Kalau pembatasan aktivitas, kami nilai belum perlu," kata Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ngabila Salama di Jakarta, Senin.
Ngabila mengimbau masyarakat untuk lebih ketat lagi menggunakan masker, rajin mencuci tangan, menjaga ventilasi udara di dalam ruangan dengan baik, dan menghindari asap rokok.
Pemprov DKI Jakarta juga mengimbau kelompok rentan untuk secepatnya melengkapi vaksinasi COVID-19 karena kelompok tersebut jika positif COVID-19 akan berpotensi besar terjadi keparahan bahkan bisa meninggal.
Baca juga: Dinkes DKI Jakarta temukan dua kasus kematian akibat positif COVID-19
Baca juga: Dinkes DKI Jakarta temukan dua kasus kematian akibat positif COVID-19
"Usia di atas 50 tahun, yang belum lengkap vaksinnya, yang memiliki komorbid hipertensi, diabetes, stroke, penyakit jantung, gagal ginjal kronis, kanker, TBC, HIV, dan gangguan imunitas lainnya, mereka adalah orang-orang yang harus dipastikan vaksinasinya lengkap," ujar Ngabila.
Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga menyediakan imunisasi rutin anak secara gratis dari pemerintah sebanyak 15 jenis dan vaksinasi COVID-19 dosis 1-4.
Lokasi vaksinasi COVID-19 DKI Jakarta, kata Ngabila ada di Puskesmas Kecamatan DKI Jakarta di jam kerja. Ada juga tambahan lokasi lain yakni di RSUD Tarakan Jakarta Pusat Senin-Sabtu pukul 08.00 WIB-12.00 WIB, Klinik PPKP Kantor Balai Kota DKI Jakarta Senin-Jumat pukul 13.00 WIB-16.00 WIB, dan Klinik Kantor Kesehatan Pelabuhan Tanjung Priok Senin-Jumat pukul 08.00 WIB-15.00 WIB.
Baca juga: Pasien Omicron pertama di Bogor miliki riwayat perjalanan ke Jakarta
Kemudian, Pemprov DKI Jakarta juga menyediakan layanan antigen dan PCR gratis di seluruh puskesmas kecamatan di DKI Jakarta bagi yang bergejala atau kontak erat. Layanan pengobatan COVID-19 baik di puskesmas atau RS dengan BPJS.
Adapun Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat kasus COVID-19 mencatat sebanyak 271 orang terkonfirmasi positif COVID-19 pada 4-10 Desember 2023. Angka tersebut naik dari yang sebelumnya sebanyak 80 kasus pada 27 November sampai 3 Desember 2023.
Menurut Ngabila, gelombang kasus COVID-19 cenderung naik setiap enam bulan sekali karena peralihan musim yang berpengaruh terhadap imunitas masyarakat.
Baca juga: Pasien Omicron pertama di Bogor miliki riwayat perjalanan ke Jakarta
"Polanya memang ada waktu-waktunya untuk meningkat sekitar enam bulan sekali atau kondisinya sedang pancaroba, peralihan musim. Jadi kalau saya melihatnya lebih ke arah kondisi yang pancaroba, yang peralihan musim, sehingga imunitas orang menurun," jelas Ngabila.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menemukan dua kasus kematian akibat positif COVID-19 pada Desember 2023 di Jakarta setelah selama Oktober-November tidak menemukan dampak fatal seperti itu.