"Pemprov DKI Jakarta harus lebih kreatif dan inovatif dalam menambah luasan lahan RTH karena sangat berperan penting dalam mengurangi banjir dan menyerap polutan dan fungsi ekologis lainnya," kata Nirwono saat dihubungi di Jakarta, Selasa.
Menurut Nirwono, RTH berperan penting sebagai salah satu upaya memperbaiki kualitas udara di Jakarta dan sekitarnya. RTH menjadi paru-paru kota yang berfungsi sebagai penyerap gas polutan, menambah oksigen, menurunkan suhu kota, menyejukkan udara serta peredam bising dan radiasi matahari.
Baca juga: Pemkab Karawang siapkan anggaran Rp1,9 miliar untuk bangun RTH Rengasdengklok
Larena itu, Nirwono menyebutkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI perlu menambah lebih banyak lagi RTH di wilayah DKI Jakarta khususnya di Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Timur agar lebih merata seperti di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan.
Selain itu, Nirwono menjelaskan bahwa potensi pembangunan RTH di wilayah Jakarta masih banyak, seperti jalur hijau bantaran sungai, bantaran rel kereta api dan bawah Sistem Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET).
Selain itu kolong jalan atau jembatan layang, tepian badan air danau, embung atau waduk serta restorasi kawasan pesisir pantai utara menjadi hutan pantai atau hutan mangrove.
Selain itu kolong jalan atau jembatan layang, tepian badan air danau, embung atau waduk serta restorasi kawasan pesisir pantai utara menjadi hutan pantai atau hutan mangrove.
Baca juga: Petugas tertibkan sejumlah bangunan di Palabuhanratu untuk dijadikan RTH
Lebih baik lagi, kata Nirwono, jika bangunan gedung di Jakarta dapat diupayakan adanya lahan pembangunan taman atap (roof garden) dan taman dinding (vertical garden) meskipun tidak bisa membantu menyerap air secara alami di lingkungan sekitar.
"Penghijauan dinding dan atap gedung hanya berfungsi mikro, misal, untuk mendinginkan bangunan gedung sehingga hemat listrik, AC, tetapi tidak berpengaruh besar misal mengurangi banjir atau menyerap gas polutan," ujar Nirwono.
Sebelumnya, Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) Provinsi DKI Jakarta menambah 23 taman baru dengan total luas 6,7 hektare hingga akhir tahun 2023 sebagai komitmen menambah RTH.
"Tahun ini kita bangun 23 taman dengan total luasnya sekitar enam hektare, tersebar di beberapa wilayah Jakarta Timur, Utara, Barat, dan Selatan," kata Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Provinsi DKI Jakarta Bayu Meghantara usai meresmikan Waste to Energy (WTE) dan Learning Center di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (19/9).
Baca juga: Ade Yasin harap Persemaian Modern Rumpin bantu penuhi kebutuhan RTH Bogor
Baca juga: Ade Yasin harap Persemaian Modern Rumpin bantu penuhi kebutuhan RTH Bogor
Proyek pembangunan taman, kata dia, akan memakan biaya sekitar Rp1 miliar-Rp1,2 miliar per taman. Bayu mengatakan tidak ada target pembangunan RTH khusus untuk wilayah di Jakarta.
Hal tersebut merupakan langkah mewujudkan UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Proporsi Ruang Terbuka Hijau pada wilayah kota paling sedikit 30 persen dari luas wilayah kota.
Dalam laman informasi jakartasatu.jakarta.go.id, (RTH) DKI Jakarta sebesar 33,34 juta meter persegi atau 33,34 kilometer persegi. Jumlah itu mencakup 5,2 persen dari luas Jakarta yang mencapai 661,5 kilometer persegi.
Cakupan yang ada tersebar di Jakarta Timur sebanyak 26,2 persen, Jakarta Selatan (24,87), Jakarta Utara (20,93), Jakarta Pusat (12,69) dan Jakarta Barat (8,64).