Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mengapresiasi keberadaan Rumah Belajar Guru Mardjun yang didirikan pengamat politik nasional asal Kampung Babakan, Kecamatan Cibarusah, Eep Saefullah Fatah untuk mengenang almarhum ayahnya yang berprofesi sebagai tenaga pengajar.
Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan mengapresiasi gagasan dan keberhasilan Eep membangun Rumah Belajar Guru Mardjun dengan beragam fasilitas dan kenyamanan sehingga memberikan manfaat besar bagi masyarakat.
"Apresiasi yang tinggi terhadap gagasan dan keberhasilan Eep dalam membangun fasilitas Rumah Belajar Guru Mardjun yang representatif, bahkan terbilang mewah," katanya di Cikarang, Senin.
Dani mengaku sosok Aep berjasa, karena selain menjadi tokoh ternama di tingkat nasional juga memiliki komitmen kuat untuk memajukan kampung tempat kelahiran.
Baca juga: Rumah Belajar BEM UI bantu atasi tingginya angka putus sekolah
Ia mengatakan, bahwa rumah belajar tersebut merupakan wujud bakti Eep sebagai seorang anak terhadap orang tua yang meski telah wafat tetap dapat menginspirasi di bidang pendidikan bagi generasi penerus.
"Hal ini juga menjadi wujud bakti seorang anak terhadap orang tuanya yang telah mewarisi dan ingin terus mewariskan nilai keteladanan ayahnya, yakni Guru Mardjun," ucapnya.
Ia pun mengajak masyarakat khususnya pelaku usaha di Kabupaten Bekasi agar dapat berkontribusi melengkapi buku-buku dan perangkat belajar lain sehingga Rumah Belajar Guru Mardjun bisa menjadi perpustakaan digital.
Dengan kontribusi tersebut dirinya yakin Rumah Belajar Guru Mardjun bisa menjadi fasilitas berharga bagi kemajuan pendidikan dan peningkatan kecerdasan generasi muda di Kabupaten Bekasi.
Baca juga: Human Initiative siapkan rumah belajar anak saat pandemi COVID-19
"Saya mengajak dunia usaha di Kabupaten Bekasi berkontribusi melengkapi koleksi buku dan perangkat komputer untuk membangun perpustakaan digital. Dengan partisipasi tersebut, rumah belajar ini akan menjadi sumbangan berharga bagi kemajuan pendidikan dan pencerdasan kehidupan bangsa," ucap dia.
Sementara itu, Eep Saefullah Fatah menjelaskan bahwa rumah belajar ini dibangun untuk kepentingan sosial publik dengan koleksi sekitar 50.000 lebih judul buku tentang keagamaan, pendidikan keluarga, pengetahuan praktis bidang budi daya, serta buku sastra, khususnya Sunda.
Rumah belajar tersebut dilengkapi ruang publik yang bisa digunakan untuk tempat berdiskusi, pelatihan, toilet umum, musala, dan ruang pengelola. Selain itu, rumah belajar tersebut juga sedang dikembangkan sebagai perpustakaan digital yang dapat menyediakan lebih banyak buku dan materi bacaan digital.
Baca juga: "Si Doel" ajak siswa optimalkan Rumah Belajar Kemendikbud
"Saat ini sedang dikembangkan perpustakaan digital yang bisa menampung dan menyediakan lebih banyak buku dan materi bacaan digital yang bisa diakses dari seluruh dunia," katanya.
Rumah belajar ini didirikan di lahan pribadi Eep Saefullah Fatah, dan Guru Mardjun diambil dari nama almarhum ayahnya yang sampai akhir hayat berprofesi sebagai guru yang sederhana. Bagi Eep dan murid Guru Mardjun, sosok Guru Mardjun adalah pendidik yang tulus dalam menjalankan tugas dan kewajiban.