Depok (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Depok, Jawa Barat mengembangkan ulat maggot atau larva black soldier fly untuk mengurai sampah organik, seperti sayuran, buah, nasi, daging, dan sampah organik lainnya.
Pengolahan sampah dengan sistem ulat maggot itu salah satunya telah diberlakukan unit pengelolaan sampah (UPS) Merdeka II, Kecamatan Sukmajaya kota tersebut.
"Kami di UPS Merdeka II mengolah sampah organik dengan dua sistem. Pertama sistem maggot dan sistem open window atau pembuatan pupuk organik," kata Koordinator UPS Merdeka II Heriyanto di Depok, Rabu.
Baca juga: DLHK Depok lakukan upaya agar raih piala Proklim 2023
Pengolahan sampah organik melalui ulat maggot terbilang efektif, karena hanya membutuhkan waktu 24 jam sampah organik bisa habis dimakan oleh ulat tersebut.
"Pengolahan sampah sistem maggot luar biasa. Itulah keuntungan maggot bisa menghabiskan sampah organik, bisa jadi pakan dan pupuk," ujarnya.
Heriyanto menambahkan pengolahan sampah organik melalui ulat maggot ini juga telah sosialisasi ke RT dan RW di Kota Depok yang bertujuan untuk edukasi dan bisa menerapkan pengolahan sampah organik di tingkat RW.
"Masyarakat boleh belajar maggot di UPS Merdeka II dan kami selalu sosialisasi setiap RT dan RW, tujuan kami untuk edukasi. Kalau di lingkungan RT dan RW sudah ada yang berternak maggot sampah organik bisa habis duluan, jadi dikelola masyarakat, sehingga mampu mengurangi pembuangan sampah ke TPA Cipayung," ungkapnya.
Baca juga: DLHK Depok dorong sekolah bisa menjadi pelopor perubahan lingkungan
Selain mengelola sampah organik dengan sistem ulat maggot juga dapat keuntungan tambahan pemasukan ekonomi.
"Ini bisa menghasilkan uang, sehingga ada peningkatan tambahan ekonomi warga," ujarnya.
Heriyanto menambahkan ulat maggot ini bisa jadi pakan ternak, seperti ikan lele, unggas, reptil, dan lainnya.
Ia menjelaskan kandungan larva atau ulat maggot memiliki kandungan protein 45 persen. Jadi, bisa menjadi pengganti pakan untuk ternak.
"Para peternak biasanya pakai ulat maggot sebagai alternatif yang berprotein tinggi untuk ikan lele dan unggas," kata Heriyanto.
Baca juga: Pemkot Depok telah salurkan 3.280 bibit pohon buah dan penghijauan
Maggot, lanjutnya, bisa dipelihara untuk pengganti pakan. Salah satu mengurangi pengeluaran pakan.
DLHK Kota Depok juga telah melakukan sosialisasi pengolahan sampah organik dan nonorganik kepada masyarakat.
Ia berharap sosialisasi ulat mggot dan pemilihan sampah ke masyarakat bisa diterapka, sehingga sampah yang dibuang ke TPA Cipayung hanya sampah residu atau sampah yang tidak bisa dikelola.
"Kalau masyarakat sudah mengelola sampah organik dan nonorganik dengan baik, bisa mengurangi sampah yang dibuang ke TPA Cipayung. Jika masyarakat sudah memilah sampah, insya Allah sampah dipilah bisa menjadi berkah, sampah tidak dipilah menjadi masalah. Sampah tanggung jawab bersama," ucapnya.
DLHK Depok kembangkan ulat maggot untuk urai sampah organik
Rabu, 14 Juni 2023 19:57 WIB
Kami di UPS Merdeka II mengolah sampah organik dengan dua sistem. Pertama sistem maggot dan sistem open window atau pembuatan pupuk organik