Ternate (Antara Megapolitan) - Sejarahwan Fakultas Sastra dan Budaya Univeritas Khairun (Unkhiar) Ternate, Maluku Utara, Jainul Yusuf meminta agar situs sejarah Benteng Ford Oranye dibenahi.
"Kami prihatin karena benteng peninggalan kolonial Belanda masih dihuni oleh personel TNI dan Polisi," katanya di Ternate, Selasa.
Menurutnya, penghuni benteng tersebut sebelum dikeluarkan harus membangun asrama atau rumah susun agar proses membenahi bangunan yang sudah tua itu lancar dengan tetap mempertahankan keasliannya.
Jainul memandang perlu Pemkot Ternate maupun Pemprov Maluku Utara intensif menyosialiasasikan benteng dan tempat-tempat bersejarah sehingga menarik minat wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara.
Begitu pula, perlunya mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas, terutama penguasaan bahasa Inggris, Belanda, Jerman, China dan mandarin.
Terpenting juga pemahaman pemandu wisata soal sejarah dan budaya Maluku Utara sehingga membuat wisatawan nyaman dalam menikmati pesona wisata di daerah ini.
Ini tugas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Maluku Utara maupun kabupaten/kota.
Jainul mempertimbangkan, pemberitaan nasional tentang Benteng Toluko, Ternate masuk dalam kategori situs sejarah terpopuler dalam Anugerah Pesona Indonesia(API) 2016 pada 16 September 2016.
Di Maluku Utara juga tersebar benteng Tuloko, benteng Keraton Buton, Bau Bau, Sulawesi Tenggara, benteng Kuto Besak, Palembang, Sumatera Selatan , dan benteng Marlborough, Bengkulu.
Selain itu, gedung Linggarjati, Kuningan, Jawa Barat, Goa Jepang, Biak, Papua, kawasan Kota Tua, DKI Jakarta, Lawang Sewu, Semarang, Jawa Tengah, Museum KA, Sawahlunto, Sumatera Barat dan Rumah Pembuangan Soekarno, Ende, Nusa Tenggara Timur.
Sedangkan, Halmahera Utara, Maluku Utara masuk dalam katagori tempat menyelam terpopuler.