Jakarta (ANTARA) - Para akademisi dari Indonesia yaitu Erman Anom, Ruslan Ramli, Devie Rahmawati, Youna Chatrine Bachtiar berdiskusi dengan akademisi Malaysia yaitu Ismi Arif Ismail, Nurul Ain, Zulhamri Abdullah, Siti Noor Haslina dan Nur Syafiqah Sasha, tentang kelanjutan dari kelas yang telah diselengarakan oleh Muhammad Firdaus Azizi, Ketua PGA Universiti Putra Malaysia (UPM).
"Komunikasi global merupakan sebuah keniscayaan di era tanpa batas saat ini. Indonesia, Malaysia yang bukan hanya memiliki kedekatan wilayah, tetapi juga budaya, menjadikan kolaborasi individu dan institusi dua negara akan memiliki keleluasaan dan kemudahan bagi people mobility antar kedua negara," ujar Wakil Rektor Bidang Akademik dan Antar Bangsa, UPM Malaysia, Prof. Dr. Ismi Arif Ismail dalam keterangannya, Jumat.
Oleh karenanya, kami sangat terbuka dan akan selalu melakukan akselerasi dalam aspek administrasi untuk mewujudkan kerja sama.
Pengajar dari Universitas Esa Unggul Youna Chatrine mengatakan delegasi Indonesia membawa oleh-oleh letter of intend (surat Hasrat) dari UPM Malaysia untuk 7 (tujuh) institusi Pendidikan yaitu Program Vokasi Universitas Indonesia, Universitas Esa Unggul, Universitas Padjadjaran, Universitas Negeri Makassar, Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Universitas Bina Insani dan Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
Peneliti dan Pengajar Tetap Program Vokasi Universitas Indonesia Dr. Devie Rahmawati mengatakan pada Maret 2023 ini, kami akan mengundang sedikitnya dua pengajar dari UPM untuk memberikan materi dan berdiskusi tentang keilmuwan dan kondisi terkini masyarakat di dua negara, di sedikitnya tiga universitas di Indonesia.
"Inisiatif lain berupa penelitian hingga penulisan berbagai buku, modul yang akan diterjemahkan dalam dua bahasa, juga menjadi target kerjasama konkret tahun 2023 ini," demikian Devie.
Akademisi Indonesia-Malaysia kolaborasi kerja sama
Jumat, 3 Februari 2023 9:12 WIB