Jakarta (Antara Megapolitan) - Kementerian Pariwisata mengandalkan program "hard selling" dengan mengedepankan peran "digital marketing" dalam mempromosikan pariwisata Indonesia.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara (DBP3M) Kementerian Pariwisata (Kemenpar) I Gde Pitana di Jakarta, Selasa, mengatakan pihaknya mengedepankan program "hard selling" dalam bentuk peran "digital marketing" untuk kegiatan promosi.
Selain itu, "digital marketing" digunakan dalam hal kerja sama dengan para pemangku kepentingan seperti airlines, wholesalers, dan tour operator/travel agent besar dalam meraih pasar potensial di mancanegara.
"Program hard selling ini sebagai terobosan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara dari pasar potensial dalam upaya mewujudkan target kunjungan 12 juta wisman pada tahun ini," kata I Gde Pitana dalam jumpa pers di Hotel Millenium.
I Gde Pitana mengatakan program "hard selling" akan mempunyai porsi lebih besar dibandingkan dengan program "branding Wonderful Indonesia" dan program advertising.
"Kita akan lebih banyak melakukan program selling, dibandingkan branding dan advertising dengan porsi 50 persen selling, 30 persen, 20 persen untuk branding dan advertising," kata I Gde Pitana.
Ia menjelaskan, dalam periode Maret-Juni 2016 pihaknya telah melakukan beragam upaya promosi termasuk melalui media ruang, publikasi melalui media cetak, hingga partisipasi pada berbagai bursa pariwisata internasional.