Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) M Syarif Bando mengatakan gerakan literasi di Indonesia hingga saat ini masih memiliki kendala dalam hal penyediaan buku yang masih sangat kurang, bahkan jauh di bawah standar internasional.
"Di Indonesia satu buku ditunggu oleh 90 orang, sementara untuk standar internasional, tiga buku untuk satu orang dalam setiap tahunnya. Tentunya kondisi seperti ini menjadi perhatian semua pihak agar persediaan buku bisa mencukupi untuk kebutuhan masyarakat," katanya di Sukabumi, Jawa Barat, Rabu.
Menurut Syarif, untuk memenuhi ketersediaan buku tersebut, pihaknya mendorong perguruan tinggi untuk turut andil dalam mengatasi kekurangan terbitan buku. Selain itu, pengetahuan tidak hanya didapatkan di bangku kuliah dengan memenuhi satuan kredit semester (SKS).
Baca juga: Kominfo buka pelatihan literasi digital bagi pemuda Papua
Mahasiswa, kata dia, harus mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya dari perpustakaan, maka dari itu Perpusnas terus mendorong perguruan tinggi agar menghasilkan lulusan yang berliterasi tinggi, yakni mampu menghasilkan barang, jasa dan menciptakan lapangan kerja baru.
Literasi, menurut dia, adalah kedalaman pengetahuan seseorang terhadap suatu subjek tertentu yang bisa diimplementasikan dengan inovasi dan kreativitas untuk memproduksi barang dan jasa yang berkualitas tinggi dan dapat dipakai untuk memenangkan persaingan global.
Sementara, Wakil Bupati Sukabumi Iyos Somantri mengatakan literasi dan membaca memiliki peran penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, daerahnya membutuhkan tempat memenuhi kebutuhan masyarakat, terkait literasi dan melakukan kegiatan membaca.
Baca juga: Milenial Muslim apresiasi BNPT bekali santri literasi digital lawan radikalisme
“Kami siap untuk menerima kegiatan yang akan kita lakukan. Kami siap menerima bantuan dana alokasi khusus untuk membuat kantor perpustakaan yang representatif dan kami siap untuk lahan dan detail engineering design (DED) sudah kami siapkan,” katanya.
Menurut dia, kondisi Kabupaten Sukabumi yang sangat luas, yakni memiliki 47 kecamatan dan penduduk 2,7 juta jiwa, tidak menyurutkan semangat untuk mengajak masyarakatnya dalam menggelorakan semangat membaca demi kecerdasan bangsa dan meningkatkan kesejahteraan.
Di tempat yang sama, anggota Komisi X DPR RI Desy Ratnasari mengapresiasi berbagai langkah Perpusnas dalam upaya meningkatkan ketersediaan literasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Melalui buku, didapat informasi serta ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan dengan membaca, tercipta individu yang hebat dan cerdas.
Baca juga: Tanamkan orientasi bisnis, Kementan bekali petani literasi keuangan
“Contohnya ibu-ibu yang suka mengaji tentu mempunyai tujuan dan mendapatkan manfaat untuk kehidupan. Sehingga dengan terbiasa mengaji, lama kelamaan ingin ngaji terus. Sama dengan urusan dunia melalui perpustakaan, paling tidak bisa membantu anak-anak kita dalam mengerjakan tugas,” ujarnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kepala Perpusnas: Literasi Indonesia terkendala kurangnya buku
Kepala Perpusnas: Literasi Indonesia terkendala masih sangat kurangnya buku
Kamis, 21 Juli 2022 7:37 WIB
Di Indonesia satu buku ditunggu oleh 90 orang, sementara untuk standar internasional, tiga buku untuk satu orang dalam setiap tahunnya.