Depok (Antara Megapolitan) - Perawat dan petugas kesehatan lainnya memiliki satu tugas membantu penderita stroke untuk mengembangkan kemampuan self-care (kemandirian) pasien.
Hal itu diungkapkan oleh Heny Suseani dalam Disertasinya berjudul "Pengembangan Model Peningkatan Kemandirian Pasien Stroke untuk Pengelolaan Faktor Risiko Kekambuhan" di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat, Selasa.
"Kemampuan mengembangkan kemandirian pasien, saat ini masih belum banyak dilakukan," kata Doktor Ilmu Keperawatan tersebut.
Dari hasil penelitian yang dilakukannya, dapat diketahui bahwa model peningkatan kemandirian terbukti efektif untuk meningkatkan
kemandirian dan pengetahuan pasien stroke.
"Peningkatan kemampuan kemandirian ini akan dapat membantu pasien untuk dapat tetap bertahan hidup dan beradaptasi dengan penyakit yang dideritanya, mencegah kekambuhan serta memaksimalkan proses penyembuhan dan rehabilitasinya," katanya.
Berdasarkan hasil tersebut, Heny merekomendasikan agar model tersebut diaplikasikan pada perawatan pasien stroke di Poliklinik.
Dalam disertasinya, Heny juga menyampaikan bahwa Stroke merupakan penyakit degeneratif yang menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Berbagai permasalahan yang muncul serta komplikasi yang diderita pasien akan dapat memperburuk kualitas hidup pasien.
Menurut dia, di Indonesia saat ini belum ada model yang dapat digunakan untuk dapat membantu pasien stroke dalam meningkatkan kemandiriannya.
Dari latar belakang tersebut, Heny melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan dan menguji pengaruh model peningkatan kemandirian pasien stroke untuk pengelolaan faktor risiko kekambuhan terhadap pengetahuan, self-efficacy dan kemandirian.
Disertasi: Perawat Perlu Kembangkan Kemandirian Penderita Stroke
Selasa, 5 Januari 2016 21:18 WIB
Kemampuan mengembangkan kemandirian pasien, saat ini masih belum banyak dilakukan.