Ketua PHRI Kota Bogor Yuno Abeta Lahay kepada ANTARA di Kota Bogor, Selasa, mengatakan peluncuran Calender of Event 2022 pada Senin (7/3), akan menjadi awal bisnis rill pariwisata dibuka di daerahnya, sehingga jika kegiatan rapat kementerian dan lembaga berkurang.
"Maka saya bilang, kita tidak bisa fokus pada rapat kementerian dan lembaga. Apalagi ada wacana pemindahan ibu kota, otomatis market kita akan hilang," kata Yuno.
Dia menuturkan, dengan segala upaya menangkap peluang bisnis pariwisata PHRI optimistis kebangkitan ekonomi Kota Bogor yang bertumpu pada pajak hotel dan restoran akan bisa dipertahankan melalui sasaran kunjungan kegiatan baru.
Calender of Event 2022 Kota Bogor, kata Yuno, yang akan menghadirkan pagelaran budaya, musik tradisional, kontemporer, modern dan kolaborasi serta sub kategori kreatif yakni videografi akan mengajak potensi pengunjung dan kunjungan baru pada sektor pariwisata.
Hal ini, akan juga berdampak pada bisnis hotel dan restoran di kota hujan yang mencapai 110 yang 74 di antaranya adalah anggota PHRI terdiri atas 51 hotel dan 23 restoran.
Sebab, ia menilai jika pemerintah maupun swasta berpikir untuk membangun destinasi fisik untuk menjadi peluang baru bisnis pariwisata akan terbentur oleh lokasi, kemampuan dana dan pilihan destinasi yang tepat dengan luas lahan yang terbatas dan kepadatan tata ruang yang ada saat ini.
"Event adalah solusi. Karena kita kalau bangun destinasi fisik tidak kuat. Berapa duit. Uangnya tidak ada, tempatnya dimana, mau bikin apa," katanya.
Dikatakan Yuno, atas tantangan dan peluang sektor kepariwisataan saat ini maka mempromosikan kegiatan budaya dan hiburan adalah langkah yang berdampak luas bukan hanya bagi penyelenggara, bisnis fasilitas wisata seperti hotel dan restoran tetapi bisnis lain yakni kuliner dan pernak pernik dan ekonomi kreatif.
"Maka kita jualannya itu, event-event. Jadi Calender of Event ini arahnya ke sana. Membentuk market baru di Kota Bogor," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor Atep Budiman mengatakan sesuai dengan yang dituturkan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, wacana pemindahan IKN memang menjadi semangat Calender of Event agar tidak kaget ketika ditinggalkan banyak kunjungan dari rapat-rapat dan pelatihan yang dilaksanakan pemerintah di daerahnya.
Pemkot Bogor menargetkan kegiatan yang diprakarsai masyarakat itu akan mendatangkan 4 juta pengunjung pada tahun 2022 yang berarti setengah dari target semasa tahun-tahun normal yang mencapai 8 juta pengunjung.
Selama pandemi COVID-19 pada tahun 2021, kata Atep, Kota Bogor kehilangan PAD dari sektor pariwisata sebanyak 20 persen atau Rp200 miliar dari target normal Rp1 triliun.
PAD Kota Bogor yang lebih kurang 80 persen disokong dari pajak hotel dan restoran, tempat kuliner lain serta tempat wisata itu, selama Pandemi COVID-19 tertolong dari kegiatan rapat-rapat pemerintahan yang masih sering di daerahnya.
"Hiilangnya hanya 20 persen karena karakter wisata kita masih terhubung dengan kementerian dan instansi. Uang pemerintah juga yang kemudian jadi stimulasi untuk bangkit kembali," katanya.