Pekanbaru (Antara Megapolitan) - Otoritas Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim (SSK) II mengatakan, maskapai membatalkan 56 dari 76 penerbangan rute Pekanbaru akibat kabut asap pekat menutupi wilayah udara bandara.
"Hari ini, yang beroperasi hanya 20 penerbangan," kata Airport Duty Manager Bandara Internasional SSK II Pekanbaru Hasnan Siregar di Pekanbaru, Senin.
Ia menjelaskan 10 pesawat hanya rute domestik mendarat di bandara setempat pada pukul 12.00 WIB sampai dengan pukul 16.30 WIB untuk pesawat terakhir yang lepas landas.
Hal itu terjadi karena pada waktu 4 jam tersebut pendaratan pesawat bisa dilakukan. Ketika itu, jarak pandang memadai pada kisaran 1.000 meter atau berada di batas standar minimal pendaratan.
Ia menyebutkan dua maskapai, yakni Batik Air nomor penerbangan ID-7062 sempat "divert" atau mengalihkan pendaratan ke Padang dan Garuda Indonesia GA-176 ke Medan akhirnya tidak jadi mendarat di Pekanbaru.
Satu maskapai rute internasional, yakni Silk Air dari Singapura sedang "holding" atau mutar-mutar di wilayah udara sekitar bandara setempat, tidak jadi mendaratkan pesawat dan terpaksa kembali.
"Dua pesawat 'divert' dan satu 'holding', tidak jadi mendarat. Mereka kembali ke bandara asal, yakni Cengkareng, Jakarta dan Changi, Singapura," kata dia.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Senin, merilis 285 titik panas terdeteksi di Sumatra yang menyebar di tiga provinsi, yakni Sumatera Selatan, Lampung, dan Bangka Belitung.
Berdasarkan data Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, setiap hari tidak kurang dari 66 kali pesawat terbang melakukan "landing" atau pendaratan dan "take off" atau lepas landas.
Aktivitas penerbangan itu dilakukan 11 maskapai rute domestik dan internasional, seperti Lion Air, Garuda Indonesia, Batik Air, Indonesia AirAsia, Citilink, Susi Air, Silk Air, AirAsia, Firefly, Sriwijaya Air, dan Malindo Air.