Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 3.3 juta pengangguran akan menerpa Amerika Serikat gara-gara Covid 19 terutama pasca penerapan lockdown mengantisipasi virus mematikan tersebut . DPR Amerika Serikat telah menyetujui anggaran sebesar $2 milyar untuk bantuan ekonomi gara-gara Covid 19. Jumlah orang yang terkena Covid 19 di AS selalu bertambah setiap 3 hari sekali.
Sebelumnya, sejumlah negara seperti Spanyol yang paling parah jumlah korban tewas karena Covid 19, Italia, Jerman, Perancis, Inggris, Saudi Arabia, Jepang, Singapura, China, Australia, Selandia Baru, Malaysia, dan banyak negara lainnya telah mengambil kebijakan untuk memberlakukan lockdown untuk mengurangi persebaran virus mematikan tersebut. Sampai sekarang, sejumlah negara seperti Korea Selatan, Irlandia Utara (bahkan Conor Mc Gregor, jagoan UFC dari Irlandia Utara marah terhadap pemerintahnya karena belum menerapkan lockdown, apalagi tantenya sudah tewas akibat Covid 19) dan Indonesia tidak mau menerapkan lockdown, dan mereka melakukan sejumlah langkah untuk mengantisipasi Covid 19.
Sejak kemarin, Moscow menutup seluruh restauran, cafe, bar, pertokoan dan taman-taman dari 28 Maret sampai 5 April 2020 dan menyatakan "liburan tinggal di rumah" bagi warganya, hal ini disampaikan oleh Presiden Russia, Vladimir Putin.
Russia sendiri mencatat pertumbuhan jumlah korban Covid 19 secara cepat beberapa hari terakhir dimana terkonfirmasi ada 182 kasus baru Covid 19, diantaranya sebanyak 136 kasus terjadi di Moscow. Jumlah total kasus Covid 19 di Russia sebanyak 840, 3 tewas, kata Kementerian Kesehatan Russia. Pemerintah Russia juga melarang seluruh penerbangan reguler dan sewaan dari bandara internasional mulai 27 Maret 2020.
Sementara itu, pemerintah India mengumumkan paket bantuan kemanusiaan sebanyak $22.6 trilyun untuk membantu berbagai kalangan masyarakat yang terdampak Covid 19 selama pemberlakuan lockdown. Bantuan kemanusiaan tersebut meliputi asuransi kesehatan yang akan mengcover sebesar $66,400 per orang yang bekerja di garda terdepan perang melawan Covid 19 seperti petugas kesehatan, dokter, petugas sanitasi dan komunitas pekerja bidang kesehatan lainnya, dimana jumlahnya mencapai 2 juta orang.
Pemerintah India juga memenuhi bantuan 5 Kg beras kepada 800 juta penduduknya setiap bulan sampai 3 bulan ke depan, dengan tujuan rakyat agar tidak marah dan melakukan kerusuhan sosial. Beberapa paket bantuan lainnya yang disiapkan seperti subsidi cepat dan keuntungan bagi petani, pekerja konstruksi, janda-janda dan warga disable atau cacat dengan meningkatkan gaji mereka. Sebanyak 87 juta petani di India akan menerima $80 se tahun mulai minggu pertama bulan April 2020.
Pekerja-pekerja dibawah the Mahatma Gandhi National Rural Employment Guarantee Act (MGNREGA) memberikan jaminan selama 100 hari bagi pekerja tidak memiliki ketrampilan dimana gaji mereka dinaikkan sebesar $26. Lansia, janda-janda dan orang cacat akan menerima $13 selama 3 bulan ke depan. Jumlah mereka mencapai 30 juta orang. Sebanyak 200 perempuan akan mendapatkan bantuan sebesar $6.60 setiap bulannya selama 3 bulan ke depan. Perempuan Ujjwala dan 83 juta keluarga miskin seluruh India juga akan menerima bantuan kemanusiaan.
Sejak Rabu kemarin, Jordania menerapkan lockdown akibat coronavirus. Sehari setelah penerapan lockdown terjadi antrian panjang setiap hari jam 6 sampai 10 pagi yang sering menimbulkan situasi chaos. Penduduk berteriak-teriak meminta bantuan roti dari truk-truk milik pemerintah, saluran telepon khusus sejak itu dimatikan, karena overload menerima telpon berisi keluhan dan banyak warga Jordania tidak memiliki bahan makanan di rumahnya. Menyikapi hal ini, pemerintah Jordania mengendorkan larangan lockdown dengan membolehkan warga meninggalkan rumahnya berjalan kaki untuk keperluan membeli makanan di toko-toko kelontong/kecil dan mempersiapkan obat-obatan.
Bagaimanapun juga, kisah Covid19 adalah pendadakan strategis atau strategic surprises yang tidak diprediksi banyak orang sebelumnya dan kisah ini juga mengejutkan banyak negara baik negara kaya maupun miskin, dan kebijakan lockdown adalah baik untuk dicoba.
Setidaknya, jika sebuah negara ingin menerapkan kebijakan lockdown agar selamat dan aman selama lockdown harus memenuhi 4 syarat utama yaitu negara tersebut harus memiliki uang yang cukup untuk menalangi bantuan kemanusiaan bagi kelompok masyarakat yang paling terdampak; Stok barang, makanan, minuman dan keperluan hidup lainnya harus terjaga dan mencukupi selama penerapan lockdown; Rantai suplain barang, makanan, minuman dan keperluan hidup lainnya harus terjaga dan aman dan terakhir harus ada kedisiplinan warga masyarakat untuk mematuhi aturan yang dikeluarkan pemerintah seperti tinggal di rumah, bekerja di rumah dan ibadah di rumah selama lockdown.
Jika Amerika Serikat saja sebagai penggerak atau motor ekonomi dunia sendiri meradang atau terganggu dengan serangan Covid19, dan AS sangat mengkhawatirkan serangan ini akan merusak perekonomian nasional mereka, maka fakta ini berarti seluruh negara juga harus lebih khawatir karena disukai atau tidak, masyarakat global akan memasuki ketidakpastian global yang mana akan menciptakan kondisi global yang tidak stabil bahkan kerusuhan massa dimana-mana. Kita memang tidak menginginkan hal tersebut terjadi, namun persiapan untuk mengantisipasinya juga perlu dipenuhi. (38/*).
*) Penulis adalah, Pengamat masalah global dan strategis. Tinggal di Manado.
Lockdown's Di Mana-mana, Akankah Kita Menuju Ketidakpastian Global?
Selasa, 31 Maret 2020 23:47 WIB
Kita memang tidak menginginkan hal tersebut terjadi, namun persiapan untuk mengantisipasinya juga perlu dipenuhi.