Bogor (ANTARA) - Pemerintah Kota Bogor mendukung Kebun Raya Bogor (KRB) menjadi situs warisan dunia (world heritage site) oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Tidak sekedar dukungan moral, Pemkot Bogor juga terus berupaya menyelaraskan setiap pembangunan dengan memperhatikan aspek keberlanjutan bagi Kebun Raya Bogor dan sekitarnya.
Hal tersebut seperti diungkapkan Wali Kota Bogor Bima Arya saat menerima audiensi Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Enny Sudarmonowati dan Kepala Kebun Raya Bogor Hendrian di Pendopo 6, Baranangsiang Indah, Bogor Timur, Kota Bogor, Selasa (10/9/2019).
Bima Arya menyatakan, Kebun Raya bukan saja kekayaan alam yang dimiliki Kota Bogor tapi sudah seharusnya menjadi aset dunia.
“Ini sinkron dengan program Pemkot Bogor yang fokus pada penataan kota pusaka diiringi juga dengan penataan kawasan seputar Istana dan Kebun Raya. Ada penataan Suryakencana, pembangunan lahan parkir untuk pengunjung kebun raya, pembangunan alun-alun ex Taman Topi, naturalisasi Ciliwung, dan lain sebagainya,” ungkap Bima.
Baca juga: Kemen PUPR hibahkan aset BMN Rp 2,8 Miliar untuk Kota Bogor
Ia menambahkan, pembangunan tersebut bukan saja untuk melengkapi secara teknis berkas-berkas yang diperlukan untuk menuju Kebun Raya Bogor sebagai world heritage site. Tapi program pembangunan yang dilakukan Pemkot juga sinkron dengan identitas kota pusaka.
“Kita ingin ke depan Kebun Raya ini menjadi warisan dunia yang menjadi kebanggaan kita bersama. Sehingga bisa menjadi daya tarik utama dan identitas Kota Bogor,” tandasnya.
Di tempat yang sama, Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI Enny Sudarmonowati mengapresiasi sejumlah komitmen dan aksi Pemkot Bogor yang mendukung pengusulan Kebun Raya Bogor menjadi world heritage site oleh UNESCO.
“Ada komitmen dari Pak wali, Bappeda, Dishub, dan dinas terkait lainnya bahwa sepenuhnya mendukung pengusulan KRB menjadi world heritage site. Dukungannya lebih konkret lagi, misalnya kami minta KRB itu masuk di RTRW yang baru. Jadi memang untuk kawasan KRB dan sekitarnya akan diselarasakan pembangunannya sesuai dengan tugas fungsi KRB sebagai pusat konservasi, penelitian, ekowisata, pendidikan lingkungan dan jasa lingkungan,” jelas Enny.
Baca juga: Lomba gelar inovasi daerah, 150 peserta adu lahirkan karyanya untuk Kabupaten Bogor
Kedua, lanjutnya, Pemkot Bogor akan membantu memfasilitasi keterbatasan lahan parkir bagi pengunjung yang akan ke KRB. Selain itu, disebutkan juga bahwa Pemkot Bogor akan menyelaraskan pembangunan dengan radius 1 kilometer dari Kebun Raya.
“Ternyata ini sudah sesuai dengan rencana Bappeda bahwa nanti akan ada park and ride, ada underpass untuk akses penyeberang menuju KRB. Lalu dalam RPJMD Kota Bogor disebut juga KRB termasuk kawasan khusus, kawasan spesifik yang tidak bisa diotak-atik lagi. Bahkan, statusnya lebih tinggi dari Ruang Terbuka Hijau (RTH). Kan kalau RTH masih boleh ada bangunan 10 persen, tapi ini tidak,” bebernya.
Lebih jauh Enny menyatakan, bahwa akan banyak benefit atau keuntungan jika KRB masuk dalam world heritage site yang ditetapkan UNESCO.
“Jika masuk dalam world heritage, nanti yang mikirin KRB untuk konservasi, pelestariannya bukan hanya kita, bukan hanya Indonesia, tapi dunia ikut membantu memikirkan. Kedua, dengan dipikirkan oleh dunia, jadi kalau ada yang merusak, dunia akan melawan. Kalau kita mencari pendanaan pun akan mudah karena itu jaringan dunia. Ketiga, dengan penobatan oleh UNESCO, pasti akan menarik pengunjung lebih banyak. Benefit lain juga banyak tentunya, tapi paling tidak itu,” pungkasnya.
Baca juga: Dedie Rachim dan Ade Sarip kunjungi PT INKA Madiun uji coba Trem
Pemkot Bogor dukung KRB menuju World Heritage UNESCO
Jumat, 13 September 2019 13:43 WIB
Ini sinkron dengan program Pemkot Bogor yang fokus pada penataan kota pusaka diiringi juga dengan penataan kawasan seputar Istana dan Kebun Raya.