Karawang (ANTARA) - Khatib Masjid Agung Syech Quro Kabupaten Karawang KH Ahmad Ruhyat menyebutkan kalau manusia harus mengambil hikmah penyembelihan hewan kurban dengan cara menghilangkan sifat-sifat kebinatangan.
"Merayakan Idul Adha, berarti merenungi perjalanan yang dialami Nabi Ibrahim dan Ismail. Ada banyak hikmah dari peristiwa yang dialami dua nabi Allah itu," katanya saat menjadi khatib shalat Idul Adha, di Masjid Agung Karawang, Jawa Barat, Minggu.
Ia menyampaikan, dari sejarah Nabi Ibrahim dan Ismail bisa dipetik kesimpulan betapa taatnya Nabi Ibrahim atas perintah Allah SWT. Begitu juga dengan Nabi Ismail, itu sebagai tanda anak shaleh dan hamba yang benar-benar beriman kepada tuhannya.
Di antara hikmah dari perayaan Idul Adha yang diwarnai dengan penyembelihan hewan kurban ialah manusia harus menghilangkan sifat-sifat kebinatangan. Seperti sifat rakus, egois, dan lain-lain. Sebab manusia dibekali akal dan pikiran.
"Intinya, berkurban adalah simbol ketaatan kepada Allah. Simbol berserah diri kepada Tuhan," kata Kiai Ruhyat yang juga Ketua PCNU Karawang.
Ia juga menyatakan kalau hikmah Idul Adha juga sebagai menyimbolkan sisi kemanusiaan.
Hal itu ditandai dengan dibagikannya daging mentah kepada masyarakat, khususnya masyarakat miskin usai kegiatan penyembelihan hewan kurban.
"Jadi setiap muslim tidak hanya sering ke masjid, puasa, dan tahajud. Seorang muslim juga dituntut peduli kepada sesama," kata dia.
Sementara itu, pada Hari Raya Idul Adha ini Masjid Agung Syech Quro Karawang menyembelih puluhan hewan kurban. Di antaranya 19 sapi dan 10 ekor domba.
Khatib Masjid Agung Karawang: Hikmah Idul Adha, manusia harus hilangkan sifat kebinatangan
Minggu, 11 Agustus 2019 19:01 WIB
Merayakan Idul Adha, berarti merenungi perjalanan yang dialami Nabi Ibrahim dan Ismail.