Bogor (Antaranews Megapolitan) - Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) ini sudah menciptakan beragam aplikasi. Bukan hanya sekedar gagasan, melainkan memang sudah nyata ada karyanya. Ia adalah Guntur Putra Pratama, mahasiswa dari Departemen Ilmu Komputer. Mahasiswa tingkat akhir ini memiliki daftar panjang prestasi. Baik prestasi nasional maupun internasional.
“Sebelum sampai di titik ini, saya sudah mengalami banyak kegagalan. Sedari masih menjadi mahasiswa tingkat satu, saya sudah ikut lomba sana sini. Kurang lebih saya sudah merasakan gagal 20 kali. Hingga akhirnya saya mendapat juara yang pertama kalinya itu saat lomba Design Web di Universitas Bangka Belitung pada tahun 2016,” ungkapnya.
Sejak saat itu, prestasi-prestasinya kian melejit. Selama 2017-2018 tercatat ada 12 prestasi yang ia kantongi. Semua prestasinya berhubungan dengan bidang yang ia geluti yaitu ilmu komputer.
“Pada tanggal 15 November kemarin, saya dan teman-teman ikut lomba di Bali. Kami membawakan aplikasi yang sudah saya dan tim kembangkan yaitu Naree dan bersyukur sekali kami dapat juara pertama,” imbuhnya.
Naree merupakan aplikasi yang mewadahi para penari dalam mendapatkan info terbaru yang berhubungan dengan tari dan untuk memudahkan penggunanya memperoleh informasi lomba serta event tari. Naree sendiri sudah bisa diakses di playstore ataupun web. Saat ini sudah diunduh lebih dari 500 kali. Naree digagas oleh Guntur bersama dua temannya sejak Januari 2018.
Aplikasi lain yang ia miliki adalah Domiqado dan SocioEmpathy. Domiqado ini seperti marketplace pada umumnya, namun platform ini fokus pada jual beli barang-barang kado yang dapat dikustomisasi. Keunikan lain dari aplikasi ini adalah para pengguna atau pembeli dapat memesan kado sekaligus bungkus atau box nya sesuai selera.
Ia juga menambahkan jika produk Domiqado merupakan hasil karya para pengrajin kreatif di Indonesia. Domiqado juga akan menghimpun para pelaku industri kreatif serta pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang mau bergabung dan berjualan di Domiqado.
Sedangkan SocioEmpathy dibuat untuk membantu masyarakat yang sedang mengalami stres atau depresi. Dalam aplikasi tersebut, para penderita akan dipertemukan dengan psikolog secara online. Aplikasi ini pun sudah dikembangkan.
“SocioEmpathy ini juga mendapat dukungan dari Himpunan Psikolog Indonesia (HIMPSI),” tambah Guntur.
Selain rentetan prestasi dan aplikasi yang ia miliki, Guntur juga seorang atlit nasional olahraga kempo. Kecintaannya dalam dunia kempo sudah ia mulai sejak dirinya kelas 4 SD.
Kempo merupakan seni bela diri yang berasal dari Jepang dan banyak menggunakan permainan tangan. Kerja kerasnya berbuah manis. Ia resmi menjadi perwakilan dari DKI Jakarta dalam Pekan Olahraga Nasional Jawa Barat (PON JABAR) yang ke-19 dan bisa pulang membawa medali.
“Saat menjelang PON, saya berkesempatan ikut karantina yang ala militer. Dari situ saya belajar banyak hal. Diantaranya kedisplinan, kerja keras dan manajemen diri,” pungkasnya.(AMA/Zul)
Guntur, atlit kempo IPB dan jago buat aplikasi
Selasa, 11 Desember 2018 16:40 WIB
Sebelum sampai di titik ini, saya sudah mengalami banyak kegagalan.