Ternate (ANTARA) - Tim Ekspedisi Patriot Universitas Indonesia (UI) menggerakkan Sekolah Masuk Museum untuk siswa di Pulau Morotai, Maluku Utara guna mengubah Museum Perang Dunia II dan Museum Trikora menjadi ruang belajar sejarah hidup bagi siswa sekolah dasar.
"Saya mengajak kita semua—pemerintah daerah, TNI, akademisi, dan masyarakat—untuk bersama-sama merawat dan merevitalisasi Museum Trikora. Ini bukan hanya tanggung jawab satu pihak, tetapi tanggung jawab kita bersama sebagai bangsa yang menghargai sejarahnya," kata Ketua Tim Ekspedisi Patriot UI–Dr. Rachma Fitriati, M.Si dihubungi, Jumat.
Dosen Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia itu mengatakan, di tengah derasnya arus digital yang menjauhkan anak-anak dari buku dan kisah sejarah, siswa dari lima sekolah — SDN 1 Unggulan, SDN 9 SP 1 Desa Morodadi, SDN 12 SP 2 Desa Nakamura, SD Muhammadiyah Gotalamo, dan SD GMIH LOC — memilih cara berbeda untuk belajar. Mereka melangkah ke dalam mesin waktu bernama museum, tepat di tanah tempat Jenderal Douglas MacArthur pernah memimpin pertempuran strategis Pasifik pada tahun 1944.
Baca juga: Sigi dan Tim Patriot UI kembangkan digitalisasi transmigrasi
Momen haru terjadi ketika seorang siswa menyampaikan harapan kepada Dandim 1514/Morotai, Letkol Arh Masykur Akmal membantu perbaiki supaya bisa terus belajar sejarah di sini.
Dr Rachma menekankan pentingnya posisi Morotai dalam sejarah dunia dan Indonesia.
"Pulau Morotai bukan hanya pulau yang indah, tetapi juga saksi bisu perjuangan besar dalam sejarah dunia. Di Museum Perang Dunia II tersimpan jejak keberanian para pahlawan dari berbagai bangsa. Di Museum Trikora, kita belajar bagaimana bangsa Indonesia berjuang merebut Irian Barat yang hendak dijadikan negara boneka oleh Belanda," ujarnya.
Ia juga memaparkan fakta menarik, bahwa nama Irian merupakan singkatan dari Ikut Republik Indonesia Anti-Netherland, sebuah akronim yang dipopulerkan Presiden Soekarno setelah diusulkan oleh pejuang kemerdekaan Frans Kaisiepo pada Konferensi Malino tahun 1946.
Baca juga: Legacy Tim Ekspedisi Patriot UI di Morotai: Dari semangat patriotisme ke keterampilan selamatkan nyawa
Kepada para siswa, Dr. Rachma berpesan agar terus mencintai sejarah bangsanya. “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya. Kalian adalah harapan Indonesia. Belajarlah dengan giat, bermimpilah setinggi langit, dan jangan pernah berhenti berjuang. Saya tunggu kalian kuliah di Universitas Indonesia,” tuturnya disambut tepuk tangan siswa.
Sementara itu, Dandim 1514/Morotai, Letkol Arh Masykur Akmal, menyampaikan kebanggaannya melihat semangat para siswa. Ia berharap generasi muda Morotai mampu melanjutkan estafet perjuangan, bukan dengan senjata, tetapi dengan ilmu pengetahuan, prestasi, dan karya nyata.
Sedangkan, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pulau Morotai, Mauluddin Wahab, S.Pd, juga mengapresiasi pelaksanaan kegiatan tersebut.
Ia menyebut Gerakan Sekolah Masuk Museum sebagai terobosan edukatif yang patut dilanjutkan.
Baca juga: Tim Ekspedisi Patriot UI lakukan survei lapangan untuk infrastruktur di KT Muting
"Mari kita jadikan museum sebagai ruang belajar yang hidup, inspiratif, dan menyenangkan bagi generasi muda Morotai. Kami berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang rekreasi edukatif, tetapi juga menumbuhkan rasa cinta tanah air dan kebanggaan terhadap daerah kita yang kaya nilai sejarah," ujarnya.
Gerakan Sekolah Masuk Museum ini merupakan kolaborasi antara Tim Ekspedisi Patriot UI–Kementerian Transmigrasi, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Morotai, Kodim 1514/Morotai, dan Universitas Pasifik Morotai. Program ini sejalan dengan visi pemerintah dalam Asta Cita untuk memperkuat pendidikan karakter berbasis sejarah dan budaya lokal.
Di era ketika anak-anak lebih akrab dengan TikTok daripada Trikora, kegiatan ini menjadi langkah nyata untuk menghadirkan museum sebagai ruang belajar alternatif yang hidup, kontekstual, dan bermakna bagi generasi penerus bangsa.
