Lombok (Antaranews Megapolitan) - Palang Merah Indonesia (PMI) membangun "shelter" khusus penyandang disabilitas korban gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat pada Juli lalu.
"Kami sudah membuat `shelter emergency` khusus untuk penyandang disabilitas di beberapa titik. Ini untuk memudahkan mereka dalam melakukan berbagai aktivitas pascagempa yang meluluhlantahkan sebagaian Lombok," kata Koordinator Pelaksana Shelter PMI Pusat Junaedi Adhi Piun di Lombok, Sabtu.
Ia mengatahan hingga saat ini, "shelter" untuk penyandang disabilitas sekitar 25 unit. Jumlah tersebut akan terus bertambah sesuai pendataan.
Selain itu, timnya saat ini masih melakukan penyisiran ke berbagai lokasi untuk mencari penyandang disabilitas yang membutuhkan "shelter".
Jumlah "shelter" yang dibangun PMI hingga saat ini 5.626 unit, tersebar di seluruh kabupaten di NTB, seperti Kabupaten Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Barat, Kota Mataram, dan Sumbawa.
Ia menjelaskan pembangunan "shelter" menjadi kebutuhan penting warga korban bencana di NTB.
Kondisi cuaca yang cukup terik saat ini, katanya, membuat para korban korban menjadi kepanasan. Di beberapa tempat sudah mulai turun hujan juga harus diantisipasi.
"Sehingga ini yang perlu diantisipasi," kata dia.
Ia mengkhawatirkan korban bencana terserang penyakit. Apalagi sejumlah daerah di Kabupaten Lombok Barat endemik malaria dan sudah ditemukan penyakit lainnya, seperti cacar dan herves.
"Salah satu lokasi pembangunan `shelter` khusus untuk penyandang disabilitas di Desa Selat, Kecamatan Narmada yang merupakan salah satu daerah paling parah terkena dampak bencana gempa lalu," tambahnya.
Seorang penyandang disabilitas asal Desa Selat, Adriansyah Saputra, mengaku lumpuh kedua kakinya, namun masih beruntung bisa selamat saat terjadi gempa.
Saat kejadian, ia sedang tidur dekat dengan tembok. Ketika terjadi gempa, ia langsung digendong ayahnya keluar rumah. Tidak berapa lama kemudian rumahnya runtuh, rata dengan tanah.
"Saya masih trauma dengan kejadian gempa lalu, tetapi sudah berangsur pulih. Sekarang yang menjadi keinginan adalah bisa sekolah lagi meskipun lumpuh. Kami menguncapkan terima kasih kepada PMI yang telah membuat `shelter` khusus ini," tambahnya.
PMI bangun "shelter" penyandang disabilitas korban bencana
Sabtu, 3 November 2018 9:58 WIB
Saya masih trauma dengan kejadian gempa lalu, tetapi sudah berangsur pulih. Sekarang yang menjadi keinginan adalah bisa sekolah lagi meskipun lumpuh.