Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Moh. Jumhur Hidayat mengatakan pihaknya fokus kepada dialog dengan pemerintah terkait regulasi ketenagakerjaan yang baru, alih-alih mengikuti aksi unjuk rasa besar-besaran yang direncanakan pada Selasa (30/9).
“Kita fokus pada dialog dengan pemerintah dan DPR untuk mengubah UU Cipta Tenaga Kerja (Ciptaker) sesuai perintah Mahkamah Konstitusi (MK),” kata Jumhur di Jakarta, Minggu.
Jumhur menilai, Presiden Prabowo Subianto sudah mempersilakan UU Ciptaker dibongkar agar tidak terlalu kapitalistik. Selain itu, DPR juga memberi perhatian dengan kesempatan berdialog.
Lebih lanjut, ia juga meminta kaum buruh tidak terpancing dengan upaya-upaya yang akan memprovokasi untuk unjuk rasa 30 September mendatang.
“Kita bergerak dengan gendang kita sendiri, bukan dengan gendang orang lain,” ujar Jumhur.
Terkait dengan aksi 30 September sebagai evaluasi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, Jumhur mengatakan sekarang adalah waktunya untuk rakyat bangkit.
Ia juga menegaskan kaum buruh tetap mengawasi pelaksanaan program-program pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Jika di tengah jalan ada perubahan, Jumhur meyakinkan kaum buruh punya cara sendiri menyikapinya.
