Bogor (Antaranews Megapolitan) - Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (Fateta IPB) menyelenggarakan International Conference On Digital Agriculture From Land to Consumers (ICDALC) 2018 sebagai salah satu rangkaian Peringatan Dies Natalis IPB ke-55, Kamis (20/9) di IPB International Convention Center, Bogor.
Kegiatan ini bertujuan menyebarluaskan dan berbagi hasil riset pengaplikasian teknologi digital yang semakin canggih di bidang pertanian, maritim, dan agroindustri, kemudian mengenalkan konsep agromaritim 4.0 dalam skala internasional. Disamping untuk meningkatkan akademisi internasional, kolaborasi riset dengan universitas terkemuka di dunia.
Menurut Rektor IPB, Dr. Arif Satria dalam sambutannya, konferensi ini sangat penting mengingat berbagai masalah-masalah pertanian, juga berkembangnya revolusi industri 4.0 yang akan berdampak pada berbagai sektor baik positif maupun negatif, jika tidak ada pemanfaatan optimal, seperti dampak ekonomi, bisnis, sosial, baik secara individu ataupun tidak tetapi akan berdampak secara nasional dan global.
“Konferensi ini sangat penting mengingat masalah-masalah pertanian yang ada saat ini seperti halnya tidak adanya koneksi dan transparansi antara partisipan dengan sistem produksi pertanian, tidak adanya efisiensi nilai tambah mulai dari proses sampai ke tangan konsumen, dan belum adanya generasi-generasi muda yang mau jadi petani. Kalau ini dibiarkan maka akan berdampak untuk bisnis, ekonomi, baik secara global maupun global di era revolusi industri 4.0 ini,” tutur Rektor IPB.
Pertanian masa depan adalah pertanian 4.0 dimana semua aspek dalam bidang pertanian akan menggunakan teknologi canggih dengan sistem terintegrasi, yang akan memudahkan petani dan menambah nilai mulai dari penanaman hingga produk sampai ke tangan konsumen, dan untuk memperbaiki produksi dalam agroindustri.
“Pertanian masa depan adalah pertanian 4.0 dimana semua aspek pertanian akan terintegrasi ke dalam satu sistem, sehingga dapat memudahkan para petani untuk melakukan distribusi barang hingga sampai ke tangan konsumen dan juga untuk memperbaiki produksi dalam agroindustri,” kata Rektor IPB.
Lebih lanjut menurut Rektor IPB, alasan menerpakan pertanian 4.0, agar lebih produktif, lebih menguntungkan, memudahkan suatu lembaga untuk menyebarkan informasi kepada industri tradisional untuk lebih maju, dan memberikan kesempatan untuk bermanifestasi agar menciptakan pertanian dan produksi makanan yang berkelanjutan. “Selain pertanian 4.0, pertanian masa depan juga disebut sebagai pertanian digital, karena semuanya terintegrasi menggunakan teknologi digital.”
“Luaran yang diharapkan dari konferensi ini yaitu saling berbagi riset tentang pengaplikasian teknologi digital dalam bidang maritim, pertanian, dan agroindustri. Mengenalkan konsep agromaritim 4.0 dan untuk meningkatkan akademisi di bidang internasional dan kolaborasi riset dengan universitas terkemuka di dunia,” kata Prof. Yandra Arkeman, Ketua Pelaksana kegiatan.
Prof. Yandra juga mengucapkan terima kasih terhadap para partisipan yang telah mengirimkan paper yang luar biasa dengan berbagai tema mulai dari pertanian, logistik pertanian, sampai dengan pertanian digital untuk masa depan. “Pertanian di masa depan itu tidak hanya bisa disebut sebagai pertanian 4.0 tetapi bisa juga disebut smart farming, farming 4.0, digital farming, livestock 4.0 ataupun agriculture 4.0 , tetapi saya menyebutnya pertanian digital, karena semua sistemnya terintegrasi dengan menggunakan teknologi digital,” kata Pembicara Utama Konferensi, Prof. Ronny Hartanto.
Salah satu pemanfaatan teknologi 4.0 untuk pertanian adalah drone. Pemanfaatan drone dengan kelengkapan teknologi canggih akan sangat memudahkan dalam bidang pertanian.
“Saya spesialis bidang robotika, sehingga saya menggunakan drone untuk menunjang pertanian. Kami menyebutnya sebagai pertanian digital. Pemanfaatan drone ini dapat digunakan untuk mengklasifikasikan tumbuhan, menghitung jumlah tumbuhan, memantau ekosistem dan mencari area yang cocok untuk pertanian, karena dilengkapi dengan kamera dan teknologi digital lainnya yang saling menunjang,” ucap Pakar Bidang Robotika dari Rhein Waal University Jerman.
Drone yang telah dilengkapi teknologi mutakhir ini dapat mengenali, mengklasifikasi, membedakan dan pencarian untuk menentukan obyek sehingga dapat difungsikan secara khusus seperti menanam sayuran yang baik atau tidaknya dengan menggunakan sensor, dan memetakan daerah pedesaan serta penentuan populasi penduduk suatu desa.
Dalam bidang pertanian, drone sangat memiliki banyak manfaat diantaranya sebagai role model smart agriculture, dengan menggunakan drone yang ukurannya kecil akan memberikan keuntungan yang maksimal, berbagai kegiatan dapat dilakukan dengan drone, dan dapat memberikan efisiensi dalam melakukan aktivitas.
“Dapat diambil kesimpulan dengan adanya Revolusi Industri 4.0 teknologi akan sangat membantu pertanian menuju pertanian digital atau pertanian 4.0. Dalam bidang pertanian, drone sangat memiliki banyak manfaat diantaranya sebagai role model smart agriculture, dengan menggunakan drone yang ukurannya kecil akan memberikan keuntungan yang maksimal, berbagai kegiatan dapat dilakukan dengan drone, dan dapat memberikan efisiensi dalam melakukan aktivitas,” kata Prof. Ronny.
Konferensi Internasional yang dihadiri 150 peserta ini juga menghadirkan para narasumber dari berbagai negara dengan keahlian di bidangnya seperti Prof. Dr. Matthias Keinke dari Rhein Waal University Jerman, Prof. Dr. Kudang Boro Seminar dan Prof. Dr. Ir. Indra Jaya dari IPB, Dr. Ralph Graichen dari Agensi Sains, Teknologi dan Riset Singapura, dan Dr. Tusan Park dari Universitas National Kyungpook Korea. (AT/ris)
IPB Gelar konferensi internasional untuk mempersiapkan pertanian masa depan 4.0
Rabu, 26 September 2018 6:26 WIB
Pertanian masa depan adalah pertanian 4.0 dimana semua aspek pertanian akan terintegrasi ke dalam satu sistem,...