Palu (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palu mengatakan ibu kota Sulawesi Tengah ini telah terbebas atau eliminasi penyakit malaria sejak 2014 sehingga ancaman penyakit itu tidak akan muncul di daerah ini.
"Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menetapkan bebas malaria sejak 11 tahun lalu, maka nyamuk pembawa parasit Plasmodium telah hilang, selama 11 tahun terakhir tidak ada ditemukan kasus malaria," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Palu Rochmat Jasin di Palu, Jumat.
Ia menjelaskan kalau pun terjadi malaria, itu akibat kasus impor yang terbawa dari daerah terpapar, dan saat ini Kabupaten Parigi Moutong yang berdekatan dengan Kota Palu sedang menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) malaria.
Baca juga: Parigi Moutong perpanjang status KLB malaria enam bulan
Dinkes mengimbau jika bepergian ke daerah terpapar dalam waktu yang lama sebaiknya tidur menggunakan kelambu, atau menggunakan antinyamuk dan sejenisnya yang dapat menghindari gigitan nyamuk.
"Meskipun terjangkit malaria, status eliminasi tetap berlaku, karena kota Palu sudah 100 persen bebas dari penyakit tersebut. Kecuali penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), Kota Palu salah satu daerah endemik," ujarnya.
Meski begitu, Dinkes mengimbau warga tetap menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), guna menghindari penyakit-penyakit menular lainnya.
Baca juga: Pertambangan penyebab KLB malaria di Parigi Moutong
Lingkungan yang bersih memberikan manfaat positif terhadap kesehatan masyarakat, tidak hanya terhindar dari penyakit, tetapi juga memberikan kesan nilai estetika yang baik.
"Kami tidak henti-hentinya memberikan edukasi tentang kesehatan masyarakat, baik bertemu langsung dengan masyarakat dalam suatu acara maupun melalui konseling kesehatan," ucap Rochmat.
Ia menambahkan tiga pekan terakhir rata-rata pasien rawat inap di Rumah Sakit (RS) Palu terkena infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), dipengaruhi cuaca ekstrem yang melanda daerah tersebut.
Baca juga: Sulteng antisipasi penyebaran malaria di Parigi Moutong
Dinkes juga mengimbau masyarakat bila tidak ada keperluan mendesak sebaiknya bertahan di rumah, jika terpaksa harus beraktivitas di luar rumah sebaiknya menggunakan masker.
"Pesan Wali Kota Palu, RS harus siap menghadapi darurat kesehatan karena intensitas orang sakit yang dirawat dj RS cukup banyak, maka kami selalu instansi teknis memperkuat layanan di semua fasilitas kesehatan (faskes) milik pemerintah," kata dia.
