Moskow (Antaranews Megapolitan) - Tuan rumah Piala Dunia merasa sebagai tim yang jauh dari harapan pada beberapa minggu yang lalu, tetapi keberhasilan tak terduga di turnamen itu membuat mereka semakin haus dengan kemenangan saat menantang Kroasia untuk memperebutkan tiket di putaran semifinal, bek Ilya Kutepov mengatakan pada Rabu.
Rusia menaklukkan Spanyol lewat draman adu penalti di babak 16 besar pekan lalu, setelah Spanyol memainkan lebih dari 1000 umpan ke lini pertahanan Rusia tetapi mereka gagal menciptakan peluang mencetak gol.
Kutepov, yang memainkan setiap menit dari empat pertandingan tuan rumah, mengatakan timnya sekarang boleh bermimpi besar di ajang Piala Dunia 2018.
Langkah Rusia paling jauh di era pasca-Soviet, dan bisa memimpikan peningkatan lagi dan bahkan dari performa terbaik era Uni Soviet lama, ketika mereka mencapai empat besar pada 1966.
"Selalu ada peluang. Kami bersiap-siap, fokus," kata Kutepov. "Kami memiliki ambisi, kami ingin melangkah lebih jauh, semuanya diputuskan di lapangan. Ini semacam kecanduan -- Anda ingin lebih dan lebih lagi."
Gelandang Aleksandr Samedov kembali berlatih dengan tim setelah absen pada sesi Senin karena mengalami masalah kebugaran yang tidak dijelaskan. Tapi Alan Dzagoev, yang telah pulih dari cedera otot paha di awal turnamen, tidak berlatih karena masih mengalami masalah kecil di otot punggung.
Rusia masuk ke turnamen sebagai tim dengan peringkat terendah FIFA dan lolos melalui babak penyisihan grup merupakan tujuan awal mereka.
Setelah adu penalti mereka menang atas Spanyol, bagaimanapun, negara itu telah dicengkeram demam Piala Dunia dengan penggemar Rusia menginginkan lebih dari kesuksesan saat ini.
"Tidak ada yang mustahil di bagian sisa turnamen ini," kata pemain tengah Aleksandr Golovin. "Sebelum pertandingan dengan Spanyol, kami mengerti bahwa kami dapat mencapai final, dan sekarang kami memikirkannya seperti sesuatu yang normal saja."
Hal itu akan membutuhkan taktik yang berbeda dari yang dikerahkan saat melawan Spanyol, di mana Rusia mundur ke barisan pertahanannya untuk meredam tekanan Spanyol yang mendominasi penguasaan bola tetapi tidak memiliki keunggulan klinis di depan gawang.
"Kami semua mengerti bahwa Spanyol akan mengontrol bola, itu terjadi di setiap pertandingan yang mereka mainkan dengan tim mana pun," kata Golovin.
"Kami mengerti itu. Dengan Kroasia kami harus bermain menggunakan poin kekuatan kami, mendikte permainan kami."
Rusia akan menghadapi Kroasia di Stadion Fisht Sochi pada Sabtu, dan pemenang akan menghadapi Inggris atau Swedia untuk memperebutkan tiket babak final pada 15 Juli di Moskow.
"Jika tim yang memiliki kontrol bola lebih sedikit itu tidak berarti mereka menjadi lebih lemah," kata Golovin. "Itu hanya gaya permainan lain. Mereka tidak bertujuan untuk mengendalikan bola dalam keseluruhan pertandingan, mereka bermaksud untuk meraih hasil yang menguntungkan. Dari sudut pandang ini, itu lebih mudah.
"Tim yang akan menunjukkan lebih banyak otot dan juga lebih keras kepala akan memenangkan pertandingan bersama Kroasia."