Beijing (ANTARA) - China kembali mengulang dukungannya terhadap semua upaya untuk mencapai perdamaian Rusia-Ukraina meski secara implisit mengatakan hal itu tidak dapat dilakukan secara tergesa-gesa.
"China menyambut dan mendukung semua upaya untuk mencapai perdamaian tapi pada saat yang sama, penting juga untuk melihat kompleksitas penyebab krisis," kata Menteri Luar Negeri Wang Yi dalam konferensi pers tahunan di Beijing pada Jumat.
Konferensi pers tersebut merupakan bagian dari rangkaian sidang parlemen China "Dua Sesi" pada 4-11 Maret 2025 yang membahas soal kinerja pemerintah China pada 2024 dan rencana kerja pemerintah untuk 2025.
Hingga saat ini, konflik di Ukraina masih belum menemukan kata sepakat setelah pada akhir Februari lalu Presiden Amerika Serikat Donald Trump serta wakilnya, JD Vance terlibat debat panas dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Gedung Putih. Negara-negara Eropa tetap menyatakan dukungannya terhadap Ukraina.
"Seperti kata pepatah China, dibutuhkan lebih dari satu hari untuk membekukan es hingga ketebalan tiga kaki. Demikian juga untuk mencairkan es setebal itu tidak dapat dilakukan dalam semalam. Tidak ada yang menang dalam konflik, tetapi semua orang dapat memperoleh keuntungan lewat perdamaian," ungkap Wang Yi.
Wang Yi mengatakan meja perundingan adalah tempat konflik berakhir dan perdamaian dimulai meski saat ini pihak-pihak terkait belum sepenuhnya sepakat.
Keamanan satu negara, tambah Wang Yi, tidak boleh dibangun di atas kerentanan negara lain.
Baca juga: Trump jalin kontak dengan politisi potensi capres Ukraina
Baca juga: Inisiatif damai Rusia-Ukraina ubah geopolitik