Moskow (ANTARA) - Sejumlah negara Uni Eropa (EU) mengkhawatirkan bahwa Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, memanfaatkan krisis di dalam blok tersebut untuk memperluas kewenangan Brussels dan meningkatkan pengaruhnya, terutama menjelang KTT Ukraina mendatang, demikian dilaporkan Politico mengutip sumber-sumber terkait.
Sebelumnya, von der Leyen mengumumkan bahwa pada KTT EU soal Ukraina yang dijadwalkan pada 6 Maret, ia akan memaparkan strategi EU dalam memperkuat kapasitas pertahanan.
Bloomberg melaporkan bahwa EU berencana mengalokasikan ratusan miliar euro untuk pendanaan tambahan di sektor pertahanan, termasuk perubahan aturan anggaran, kemungkinan pendanaan bersama, dan redistribusi dana yang sudah ada.
Menurut Politico, ibu kota negara-negara anggota UE khawatir bahwa von der Leyen akan menggunakan krisis ini sebagai alasan untuk memperluas kewenangan Brussels ke berbagai sektor baru dan meningkatkan pengaruhnya terhadap pemerintahan nasional.
Seorang diplomat senior EU menegaskan bahwa hingga kini, kebijakan pertahanan masih menjadi tanggung jawab utama masing-masing negara anggota.
Laporan itu juga menyebutkan bahwa Polandia dan Finlandia, secara khusus, ingin melindungi industri pertahanan mereka dari upaya Komisi Eropa untuk memperluas kewenangannya.
"Polandia memiliki pandangan yang jelas bahwa mereka ingin menangani hal ini di luar lingkup Komisi," kata salah satu sumber kepada Politico.
Pada awal Februari, Politico juga melaporkan bahwa beberapa negara anggota EU merasa tidak senang dengan besarnya pengaruh von der Leyen dalam kebijakan luar negeri blok tersebut.
Sumber: Sputnil-OANA