Padang (ANTARA) - Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat (Sumbar) kembali menambah dan mengukuhkan lima guru besar pada Fakultas Teknik yang diharapkan menambah kontribusi terhadap pembangunan sumber daya manusia.
"Sampai saat ini jumlah profesor di Unand tercatat sebanyak 210 orang. Di luar itu ada empat lagi yang sudah menerima sertifikat tapi belum menerima SK," kata Ketua Dewan Profesor Unand Prof Marlina di Padang, Kamis.
Hal tersebut disampaikan Prof Marlina di sela-sela pengukuhan lima guru besar Unand dari Fakultas Teknik. Kelimanya yakni Prof Taufika Ophiyandri, Prof Jon Affi, Prof Dedison Gasni, Prof Henmaidi dan Prof Is Prima Nanda.
"Dari 210 guru besar Unand itu, 32 di antaranya berasal dari Fakultas Teknik," sebut Prof Marlina.
Baca juga: Universitas Andalas hasilkan 13.349 kekayaan intelektual selama satu dekade terakhir
Baca juga: Universitas Andalas penghasil guru besar tercepat
Pada kesempatan itu, masing-masing guru besar menyampaikan orasi ilmiah. Prof Taufika Ophiyandri mengkaji tentang pembangunan rumah pascabencana sebagai pondasi masyarakat yang berketahanan bencana.
Kajian itu ia angkat atas keprihatinan dan refleksi mendalam atas kenyataan bahwa Indonesia merupakan negara dengan risiko bencana yang sangat tinggi. Oleh karena itu, perlu pendekatan yang lebih sistematis dan profesional dalam proses pemulihan perumahan setelah terjadi bencana.
Berikutnya Prof Jon Affi dengan orasi ilmiah berjudul potensi grafena sebagai alotropi karbon untuk material masa depan. Penelitian yang dilakukan selama empat tahun terakhir itu membahas tentang potensi grafena sebagai material masa depan. Grafena merupakan bentuk alotrop karbon yang terdiri dari satu lapisan atom karbon dan tersusun dalam pola heksagonal seperti sarang lebah.
Baca juga: Universitas Andalas pertama kali serahkan ijazah dua bahasa saat wisuda 2025
Selanjutnya, Prof Dedison Gasni dengan judul orasi ilmiah penerapan ilmu tribologi pada manusia dan mesin untuk mereduksi gesekan dan keausan. Secara umum penelitian ini memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu tribologi di Indonesia. Termasuk memberikan manfaat dalam bidang konstruksi mesin dan mendukung pengajaran di Unand.
Kemudian orasi ilmiah Prof Henmaidi yang berjudul mengukur keadilan dalam rantai pasok agrikultur di Indonesia, secara umum mengkaji lebih jauh tentang isu mendasar mengenai keadilan dalam distribusi nilai dan risiko di sepanjang rantai pasok agrikultur, khususnya di negara berkembang. Terakhir, Prof Is Prima Nanda menyampaikan orasi ilmiah berjudul transformasi teknologi pengecoran logam untuk daya saing global.
"Saya berharap pengukuhan guru besar hari ini memicu semangat dosen lain untuk segera menjadi guru besar," kata dia.
