Palembang (ANTARA) - Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Usaha Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Sumatera Selatan menyebutkan kembalinya status internasional Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang menjadi momentum untuk meningkatkan sektor wisata di wilayah itu.
Ketua DPD Asita Sumsel Feby Yoland Effendy di Palembang, Senin, mengatakan kembalinya status internasional bandara itu merupakan saat yang ditunggu-tunggu oleh semua warga Kota Palembang dan Sumsel, terutama pelaku pariwisata.
”Kembalinya status internasional ini merupakan momentum untuk peningkatan pariwisata, perekonomian dan investasi di Sumsel,” katanya.
Dengan berstatus internasional Bandara SMB II Palembang, merupakan salah satu akses utama, pintu gerbang masuknya wisatawan mancanegara, sehingga, menghidupkan kembali tour inbound untuk mempromosikan, menjual paket wisata Palembang dan Sumsel kepada wisatawan mancanegara dengan harga murah dan bersaing.
”Karena tidak harus melalui transit. Misalnya dari Malaysia/Singapura direct atau langsung ke Palembang seperti sebelumnya, dan semoga saja akan ada direct dari Bangkok ke Palembang, atau dari negara-negara lainnya,” ujarnya.
Executive General Manager Bandara SMB II Palembang R Iwan Winaya saat konferensi pers di Palembang, Minggu (27/4), mengatakan berdasarkan hasil Keputusan Kementerian Perhubungan Nomor 26 Tahun 2025 tentang Bandara SMB II Palembang, Bandara H.A.S Hanandjoeddin Bangka Belitung, dan Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang sebagai bandara internasional yang dikeluarkan pada tanggal 25 April 2025.
"Dengan hasil keputusan ini memberikan rasa bahagia khususnya masyarakat Sumatera Selatan yang selama ini menanyakan kapan dibuka kembali penerbangan internasional di Bandara SMB II Palembang," katanya.