Bogor (Ataranews Megapolitan) - Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia (Kemendes PDTT RI) sepakat bekerjasama dalam pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di desa, daerah tertinggal dan daerah transmigrasi. Penandatanganan naskah kesepakatan kerjasama (Memorandum of Understanding/MoU) dilakukan antara Rektor IPB, Dr. Arif Satria dan Direktur Jenderal Pembangunan Kawasan Pedesaan, Ahmad Erani Yustika disaksikan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Republik Indonesia (Mendes PDTT RI), Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) IPB, Ketua Senat Akademik (SA) IPB dan Ketua Dewan Guru Besar IPB (DGB) IPB di sela-sela acara Rabuan Bersama, Rabu (18/4) di Kampus IPB Dramaga, Bogor.
Mendes PDTT, Eko Putro Sandjojo juga berkesempatan memberikan kuliah umum di IPB. Mendes PDTT mengajak Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk mencetak entrepreneur-entrepreneur baru asal desa yang kuliah di IPB.
“IPB bisa mencetak konglomerat-konglomerat di desa. Karena konglomerat asal Indonesia sebagian besar merupakan pengusaha pascapanen,” ucap Eko.
Lebih lanjut Eko mengatakan, IPB juga dapat memberikan modal pada calon entrepreneur, agar mahasiswa bisa melihat peluang usaha di desa. Dengan demikian diharapkan 10-15 tahun ke depan, akan banyak pengusaha sukses dari desa yang merupakan mahasiswa IPB. Menurut Eko banyak hal yang bisa dilakukan IPB dengan membangun desa. Salah satunya dengan membangun desa di dekat Kampus IPB Dramaga.
Rektor IPB, Dr. Arif Satria menyampaikan dalam menghadapi era industri 4.0, saat ini tengah melakukan pembenahan. “Pendidikan tinggi dihadapkan pada era yang sama sekali baru, membutuhkan cara pandang baru, memformulasikan paradigma baru, pembelajaran pun baru, kredit learning, online sistem, online course dan online program studi. Kurikulum harus berubah, program-program studi ditata, bagaimana membangun softskill milineum harus dilakukan,” papar Rektor.
Menurut Rektor, di era seperti saat ini, kini orang bisa menjadi “wartawan” tanpa harus ada koran. Orang menjadi artis tanpa harus ikut berbagai ajang idol, tapi cukup dengan upload di Youtube. Orang bisa berbisnis perhotelan tanpa harus punya properti hotel. Orang bisa berbisnis taksi tanpa harus punya mobil. Orang bisa berjejaring dengan siapapun dimanapun secara gratis dalam waktu yang sangat cepat. Kondisi inilah yang telah membuat hilangnya sejumlah pekerjaan.
“Di Indonesia diperkirakan secara umum pekerjaan hilang akibat otomatisasi sekitar 12,5 persen. Namun sebenarnya era baru ini telah menciptakan berbagai jenis pekerjaan baru yang menggantikan pekerjaan lama. Di Amerika Serikat, ada 3.508 jenis pekerjaan yang hilang tapi ada 19.263 jenis pekerjaan baru yang dibuat. Sementara itu pada tingkat global, ada sekitar 75 hingga 375 juta pekerja perlu beralih ke pekerjaan baru dengan skill baru,” papar Rektor.
Dalam acara Rabuan Bersama Rektor me-launching IPB Mobile for Student. Melalui aplikasi mobile ini mahasiswa IPB dapat melihat jadwal akademik, daftar kehadiran, nilai akademik dan aktivitas perkuliahan lainnya dengan men-download di Google play atau Apps store.(dh/ris)
Rabuan bersama: Mendes PDTT dan Rektor IPB tandatangani kerja sama cetak konglomerat di desa
Minggu, 29 April 2018 18:49 WIB
IPB bisa mencetak konglomerat-konglomerat di desa. Karena konglomerat asal Indonesia sebagian besar merupakan pengusaha pascapanen.