Jakarta (ANTARA) - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan proyek strategis nasional (PSN) Liquefied Natural Gas (LNG) Abadi Blok Masela, Maluku, memiliki peran vital dalam mendukung ketahanan energi nasional.
"Proyek ini merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional yang sangat dinantikan karena peran vitalnya dalam mendukung ketahanan energi nasional," kata Kepala SKK Migas Djoko Siwanto dalam peluncuran inisiasi Onshore LNG Front-End Engineering Design (ONLG) Front-End Engineering Design (FEED) Masela di Jakarta, Rabu.
Inpex Masela, LTD. (Inpex), anak perusahaan dari Inpex Corporation, sebagai operator Lapangan Gas Abadi mengumumkan dimulainya fase Inisiasi FEED OLNG untuk pengembangan Proyek LNG Abadi di Blok Masela.
Fase itu difokuskan pada pemilihan teknologi lisensor likuefaksi dan teknologi penggerak turbin gas, yang keduanya merupakan elemen penting untuk mempercepat keseluruhan tahapan desain rekayasa awal (FEED).
Baca juga: Industri hulu migas gerakkan ekonomi masyarakat
Inisiatif itu penting untuk memastikan kesiapan proyek dan kesesuaian dengan jadwal pengembangan, guna mewujudkan realisasi proyek secara tepat waktu.
Hasil dari fase itu akan menjadi dasar teknis dan komersial untuk pelaksanaan FEED selanjutnya, sekaligus memastikan integrasi teknologi likuefaksi yang canggih guna mengoptimalkan kinerja dan keandalan.
Inpex memulai melakukan inisiasi seleksi teknologi OLNG FEED. Peluncuran seleksi teknologi tersebut dilakukan oleh Kepala SKK Migas Djoko Siswanto, Presiden dan CEO Inpex Takayuki Ueda bersama mitra lainnya.
Menurut Djoko momen itu menjadi sinyal positif akan keberlanjutan pengembangan Lapangan Abadi, mengingat proyek itu merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional yang sangat dinantikan karena peran vitalnya dalam mendukung ketahanan energi nasional.
Proyek itu juga mencerminkan penerapan teknologi tinggi dan semangat kolaborasi lintas pemangku kepentingan.
"Hari ini, kita bersama-sama menapaki satu langkah besar berikutnya, yaitu dimulainya inisiasi tahap FEED untuk pengembangan Onshore, OLNG," ucapnya.
Baca juga: SKK Migas sebut lifting minyak ExxonMobil 2024 melebihi target pemerintah
Dia menekankan bahwa tahap itu penting untuk memastikan kesesuaian desain teknis terhadap kebutuhan komersial dan lingkungan, sekaligus menjadi langkah awal untuk mengakselerasi keseluruhan jadwal FEED.
Ia berharap inisiasi tahap FEED OLNG dapat menjadi tonggak penting membawa Proyek Abadi semakin dekat ke tahap proyek berikutnya secara tepat waktu, tepat biaya, tepat jadwal, dan aman.
"Inisiasi ini juga diharapkan menjadi fondasi yang kokoh dengan segera disepakatinya Perjanjian Jual Beli Gas (PPJG) menuju Final Investment Decision (FID) di tahun depan", imbuhnya.
Djoko menegaskan komitmen SKK Migas dalam mendorong percepatan proyek itu menuju target besar onstream di tahun 2030 dengan senantiasa menjunjung tinggi semangat kolaborasi dan profesionalisme dari Inpex dan para mitra KKS.
Di tempat yang sama, Presiden dan CEO Inpex Corporation Takayuki Ueda mengatakan pelaksanaan inisiasi FEED OLNG merupakan pencapaian penting yang menunjukkan kemajuan berkelanjutan dari Proyek Abadi.
"Proyek ini akan memberikan nilai besar dalam memperkuat ketahanan energi nasional Indonesia,” kata Ueda.
Dia menjelaskan, proyek LNG Abadi juga dirancang menjadi proyek LNG pertama di Indonesia yang menerapkan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) sejak awal pengembangannya. Pendekatan itu akan memainkan peran penting dalam mendukung target nasional dekarbonisasi Indonesia.
Menurutnya, proyek itu tidak hanya akan membuka potensi sumber daya gas yang signifikan ke depannya, tetapi juga mencerminkan komitmen pihaknya terhadap energi bersih melalui teknologi CCS.
Dia mengatakan, Inpex telah menjadi mitra sektor energi bagi Indonesia sejak tahun 1966. Dengan operasi yang aman, andal, dan efisien, pihaknya berkomitmen membawa pengalaman luas dalam menjalankan proyek-proyek energi berskala besar.
Baca juga: SKK Migas-PetroChina gelar kompetisi P3K
Dia mengaku, pihaknya berencana untuk memulai tahapan FEED pada pertengahan tahun ini dan menargetkan pengambilan keputusan investasi akhir sebelum masuk ke fase rekayasa, pengadaan, konstruksi, dan instalasi.
Ia juga menegaskan, pihaknya melakukan segala upaya guna memulai produksi secara tepat waktu, sejalan dengan kebijakan dan harapan Pemerintah Indonesia.
Sementara itu, Presiden Direktur Inpex Masela Ltd Kenji Hasegawa, mengatakan proyek itu merupakan proyek yang kompleks dengan tantangan besar, namun pihaknya yakin melalui pengalaman yang dimiliki, Proyek Abadi akan dapat direalisasikan dengan sukses.
"Kami bangga dapat mencapai tonggak penting ini bersama Anda semua dan menantikan kerja sama berkelanjutan menuju FID,” kata Kenji.
Sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional di sektor energi, Proyek Gas Abadi memainkan peran penting dalam mewujudkan ketahanan energi nasional berbasis energi bersih.
Proyek LNG Abadi mencakup pembangunan dua train likuefaksi LNG di darat dengan total kapasitas produksi sebesar 9,5 juta metrik ton per tahun (MTPA), penyaluran gas pipa sebesar 150 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) untuk kebutuhan domestik, dan produksi kondensat sekitar 35.000 barel per hari (BCPD).
Inpex mengelola Lapangan Gas Abadi dengan partisipasi 65 persen, bersama mitra Pertamina Hulu Energi Masela (20 persen) dan Petronas Masela Sdn Bhd (15 persen).
