Jakarta (ANTARA) - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan kehadiran industri hulu migas turut menggerakkan perekonomian masyarakat sekitar.
“Keberadaan industri hulu migas itu memegang peranan penting untuk menggerakkan perekonomian atau memberikan economic ripple effect kepada masyarakat sekitar,” ucap Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D Suryodipuro dalam acara buka puasa bersama di Jakarta, Rabu malam.
Hudi menyampaikan bahwa ExxonMobil merupakan salah satu contoh nyata bagaimana kehadiran industri hulu migas di suatu daerah menggerakkan perekonomian masyarakat sekitar.
Menurut Hudi, ExxonMobil turut berkontribusi dalam mengembangkan wilayah Jawa Timur, khususnya Cepu atau Bojonegoto.
“Yang kami harapkan adalah pengembangan berkelanjutan untuk ExxonMobil, supaya bisa terus berkontribusi kepada negara,” ucap Hudi.
Dalam kesempatan tersebut, Senior Vice President Production EMCL Muhammad Nurdin menyampaikan bahwa hingga saat ini, sebesar 99,5 persen tenaga kerja yang mengoperasikan Lapangan Banyu Urip merupakan orang Indonesia.
Nurdin menilai hal tersebut sangat membanggakan, sebab lapangan dengan kompleksitas tinggi tersebut dapat dioperasikan oleh anak bangsa.
Apabila dibandingkan dengan operasional ExxonMobil di luar negeri, tutur Nurdin, Indonesia termasuk yang sangat cepat dalam mengembangkan sumber daya manusia (SDM) dalam negerinya agar mampu mengoperasikan lapangannya secara mandiri.
“Ini adalah bukti bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar. Kita juga memiliki sumber daya manusia yang luar biasa, yang mampu mengelola industri migas nasional,” kata Nurdin.
Baca juga: SKK Migas sebut lifting minyak ExxonMobil 2024 melebihi target pemerintah
Baca juga: 15 proyek migas senilai Rp13,6 triliun beroperasi 2025