Makassar (ANTARA) - Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) berkolaborasi dengan para peneliti dunia dalam menghadapi tantangan kesehatan lingkungan (Kesling) dengan mendaftar secara resmi sebagai anggota Pacific Basin Consortium (PBC) of Environmental Health.
PBC of Environmental Health merupakan organisasi nonprofit yang bertujuan mempromosikan pertukaran teknologi dan informasi mengenai isu-isu lingkungan dan kesehatan di kawasan Pasifik.
"Manfaat yang diperoleh dari keanggotaan ini, antara lain membangun koalisi agar dapat saling terhubung dan berkolaborasi dengan kelompok-kelompok penelitian terkemuka di seluruh dunia untuk mengatasi tantangan kesehatan lingkungan yang mendesak," kata Dekan FKM Unhas, Prof Sukri Palutturi di Makassar, Rabu.
Menurut Prof Sukri, pihaknya terus memperkuat dan memperluas jejaring internasional di berbagai negara, apalagi dengan PBC of Environmental Health yang mengembangkan jaringan individu dan organisasi yang ahli dalam penelitian dan kebijakan yang berkaitan dengan masalah lingkungan dan kesehatan, mengembangkan alternatif dan solusi yang berkelanjutan dan terjangkau untuk masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi di kawasan Pasifik.
Baca juga: Unhas dan Hochschule Kaiserslautern kerja sama pendidikan
Baca juga: Unhas fokus tingkatkan peringkat pertanian dan kehutanan
Selain itu, PBC of Environmental Health ini juga berfungsi sebagai forum untuk saling berbagi informasi, kebijakan, strategi dan penelitian mengenai isu-isu kesehatan dan lingkungan di kawasan Pasifik, dan menstimulasi, mengkoordinasikan serta mempromosikan kebijakan yang berkelanjutan untuk pengelolaan isu-isu lingkungan dan kesehatan.
"Dalam konteks pendidikan, ini merupakan sebuah kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan, meningkatkan pengembangan dan penjangkauan profesional maupun merancang program penelitian kolaboratif bagi sesama anggota konsorsium," urai Prof Sukri.
Prof Sukri menambahkan dengan keanggotaan ini, juga menjadi pengakuan dan penghargaan, sebab dapat menominasikan kolega untuk mendapatkan penghargaan bergengsi Chair Award for Outstanding Service to PBC, yakni penerimaan buletin konsorsium dan korespondensi mengenai kegiatan dan penelitian lingkungan dan kesehatan di Pacific Basin.
Prof Sukri menjelaskan bahwa kaitannya dengan kegiatan ilmiah, misalnya pada konferensi internasional yang secara reguler dilakukan, sebagai anggota, dapat memperoleh pengurangan tarif untuk biaya konferensi dan program pelatihan.
"Kita juga berhak mengajukan permohonan bantuan dana untuk menghadiri pertemuan tahunan konsorsium, membina jaringan global dan pertukaran pengetahuan," kata dia.
Baca juga: Kehutanan Unhas gelar pelatihan penyusunan proposal penelitian bagi dosen
Keanggotaan dalam konsorsium ini dirancang untuk menyediakan jaringan kontak profesional bagi institusi dan individu untuk meningkatkan penelitian, pengembangan kebijakan dan upaya manajemen.
Dengan bergabung, para anggota berkontribusi pada upaya global untuk meningkatkan kesehatan lingkungan melalui penelitian, kolaborasi, dan advokasi.
Konsorsium ini memiliki empat jenis keanggotaan, yaitu organisasi, perorangan, mahasiswa, dan khusus.
Salah satu anggota perorangan PBC of Environmental Health, Dr Hasnawati Amqam menyebut keanggotaan terbuka untuk organisasi yang terlibat dalam penelitian lingkungan dan kesehatan, pengembangan kebijakan atau manajemen. Organisasi itu dapat berupa organisasi akademis, industri atau pemerintah.
"Anggota organisasi memiliki hak suara dan menerima pertimbangan prioritas untuk bantuan keuangan kegiatan konsorsium dan program penelitian kolaboratif yang diatur oleh konsorsium," ujar Ketua Program Studi S1 FKM Unhas.
Sejumlah kampus yang menjadi anggota PBC of Environmental Health, di antaranya International University, VNU-HCM, University of Texas di San Antonio (UTSA), Griffith University, Louisiana State University, University of Victoria, Hokkaido University, dan University of Guelph.