Karawang (ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Karawang, Jawa Barat menyebutkan sepanjang tahun 2023 hingga 2024 sebanyak 40 orang warga nonmuslim di daerah itu masuk agama Islam atau menjadi mualaf.
"Sebanyak 40 mualaf itu terdiri atas 30 laki-laki dan 10 orang perempuan," kata Wakil Sekretaris MUI Karawang Yayan Sopian, di Karawang, Kamis.
Ia menyampaikan bahwa para mualaf itu telah menjalani proses pembimbingan dan pendampingan MUI Karawang sebelum mengikrarkan dua kalimat syahadat.
Yayan yang juga pembimbing ikrar mualaf, mengatakan kalau mayoritas para mualaf itu berusia antara 40 hingga 60 tahun. Selain itu ada juga yang masih pelajar SMP dan SMA.
"Sebagian besar mualaf, sesuai dengan data yang ada ini berasal dari warga Karawang," katanya.
Baca juga: Kiai Tajuddin kembali terpilih secara aklamasi sebagai Ketua MUI Karawang
Baca juga: MUI Karawang keluarkan "larangan golput" jelang hari pemungutan suara pilkada
Selain warga lokal Karawang, ada pula warga negara asing yang menjadi mualaf. Di antaranya warga negara asal Tiongkok, Korea, Thailand, Jepang, dan Hongkong.
Menurut dia, seseorang dinyatakan sah menjadi mualaf setelah mengucapkan dua kalimat syahadat yang disaksikan oleh dua orang saksi dari kalangan ulama setempat serta pengurus MUI.
Secara administrasi, mereka wajib menyerahkan KTP atau paspor bagi warga asing, serta membuat pernyataan bahwa keputusannya masuk Islam dilakukan secara sukarela, tanpa ada paksaan atau tekanan dari pihak manapun.
Sedangkan bagi mereka yang masih berstatus pelajar, maka harus menunjukkan izin dari orang tua.
"Bagi laki-laki yang belum khitan, diwajibkan untuk melakukannya sesuai dengan syariat Islam. Jadi MUI akan memberikan sertifikat mualaf setelah mereka menyelesaikan proses khitan itu," katanya.
Baca juga: Bupati Karawang: Kolaborasi ulama dan umara perlu demi kemajuan daerah
Yayan menyebutkan bahwa alasan setiap orang menjadi mualaf itu cukup beragam. Ada yang beralasan masuk Islam karena berasal dari keturunan muslim.
Selain itu ada juga yang mendapat ketenangan batin setelah mendengar ceramah agama Islam. Sementara beberapa warga negara asing yang masuk Islam karena pernikahan dengan warga Indonesia yang beragama Islam.
"Tetapi apapun alasannya, hidayah dari Allah adalah anugerah yang sangat berharga. Kami di MUI selalu bersyukur dan bahagia ketika ada saudara baru yang memilih Islam sebagai agamanya," kata dia.