Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama mengalihkan pengawasan madrasah ke jalur digital dengan meluncurkan platform Madrasah Digital Supervision (Magis) yang akan menghemat anggaran hingga ratusan miliar rupiah per tahun.
"Potensi penghematannya bisa sampai Rp680 miliar per tahun," ujar Dirjen Pendidikan Islam Kemenag, Amin Suyitno di Jakarta, Rabu.
Aplikasi ini pada dasarnya mengambil alih sebagian fungsi pengawas madrasah yang selama ini menjadi tangan Kemenag mengawasi operasional unit-unit pendidikan.
Baca juga: Kanwil Kemenag DKI masih rumuskan materi pembelajaran sekolah selama Ramadhan
Platform Magis dirancang untuk mempermudah proses pengawasan dan perencanaan pendampingan bagi satuan pendidikan madrasah secara lebih efektif dan efisien.
Pengawasan secara manual selama ini sangat tergantung dengan jadwal pengawas dan terkait erat dengan kapasitas sumber daya manusia. Dengan sistem Magis ini, para pengawas dapat melakukan pengawasan secara lebih sistematik dengan transformasi data secara digital.
Aplikasi ini memiliki sejumlah keunggulan khas platform digital. Salah satu fiturnya mampu menyimpan foto gedung madrasah terbaru serta titik koordinat lokasi, yang memudahkan pemangku kebijakan dalam proses mutasi guru dan tenaga kependidikan.
Baca juga: Kemenag sebut jumlah siswa mendaftar ke MAN IC sudah tembus 20 ribu orang
"Dengan peran aplikasi, tatap muka antara pihak sekolah dengan pengawas menjadi minim, sehingga pengawasan menjadi lebih sistemik," ujarnya.
Menurut dia, aplikasi Magis ini tidak hanya dapat digunakan untuk setor data dan koreksi, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk mengevaluasi pengelolaan madrasah serta memasukkan gagasan-gagasan baru sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
Aplikasi berteknologi cloud cumputing ini juga menyediakan fasilitas interaktif, sehingga para guru dapat berkonsultasi dengan pengawas jika menemui hambatan dalam proses pembelajaran.
Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah, Thobib Al Asyhar menjelaskan aplikasi ini meniadakan biaya kedinasan luar kota bagi pengawas, biaya fotokopi dokumen, dan biaya lainnya.
Baca juga: Pelajar madrasah Aceh ke Olimpiade Matematika Asia Tenggara
Kemenag, kata Thobib, menaungi 86.343 lembaga pendidikan. Kebutuhan pengadaan laporan dan dokumentasi masing-masing unit itu rata-rata Rp3 juta per tahun.
"Dari sini saja ada penghematan Rp259 miliar lebih," kata dia.
Untuk biaya transportasi pengawas ke madrasah bagi 4.680 pengawas, jumlahnya sekitar Rp421 miliar per tahun.
"Dengan Magis, pengawasan madrasah bisa dilakukan secara digital dan potensi penghematannya luar biasa," kata Thobib.