Pekanbaru, (ANTARA) - Panitia Hari Pers Nasional (HPN) di Provinsi Riau menyelenggarakan Sarasehan Nasional Media Massa dengan tema "Preservasi Jurnalisme sebagai Pilar Demokrasi Digital" yang membahas tantangan dan peluang jurnalisme dalam menghadapi disrupsi digital yang semakin pesat.
Sebagai pembicara, antara lain Ketua Dewan Pengawas TVRI, Agus Sudibyo, Sekretaris Dewan Pakar PWI Pusat, Nurjaman, Ketua Dewan Pakar PWI Pusat Mochtar Dhimam Abror, dan Ketua PWI Jawa Barat Hilman Hidayat. Diskusi dipandu oleh Ketua Dewan Kehormatan PWI Jawa Timur Djoko Tetuko, di salah satu hotel di Pekanbaru, Sabtu.
Dalam kesempatan pertama Agus Sudibyo menyoroti kebutuhan masyarakat terhadap informasi berkualitas dan bertanggung jawab yang semakin besar. Meskipun media sosial terus berkembang dan semakin mendominasi, Agus menegaskan bahwa itu tidak dapat sepenuhnya menggantikan fungsi media tradisional dalam menyediakan informasi yang akurat dan terverifikasi.
"Tentu, kita tidak perlu terlalu khawatir karena di tengah disrupsi ini, tetap ada kebutuhan yang kuat akan informasi berkualitas dan jurnalisme yang bertanggung jawab. Media sosial tidak bisa sepenuhnya menggantikan kebutuhan masyarakat akan informasi yang mendalam dan berbasis fakta. Secara global, ada kekhawatiran yang sama, yakni media sosial justru semakin memperburuk perpecahan di antara masyarakat, baik dalam hal agama maupun politik," kata Agus.
Agus menyinggung pentingnya model distribusi konten yang adaptif. Menurutnya, saat ini sangat tidak masuk akal jika ada media yang tidak menggunakan media sosial sebagai saluran distribusi konten.
Sementara itu, Nurjaman mengungkapkan 80 persen sumber berita konvensional kini berasal dari media sosial. Kemudian, semakin banyak instansi yang membuat konten berita sendiri melalui portal dan media sosial mereka.